Lihat ke Halaman Asli

Manifesto Perdagangan Internasional dan Dampaknya pada Produk Domestik Bruto Indonesia

Diperbarui: 28 April 2024   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Jadi dengan kata lain apabila perdagangan internasional lancar (ekspor-Impor) maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana (Salvatore (2004)  menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi mesin bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth). Jika aktifitas perdagangan internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Dan Tambunan (2005) menyatakan pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion. Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan. serta Wijono (2005)  menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan Pembangunan.

Diasumsikan bahwa pertumbuhan memanifestasikan dirinya dalam pertumbuhan faktor. Namun, beberapa studi empiris telah mengarah pada kesimpulan bahwa kontribusi kemajuan teknis dalam peningkatan pendapatan atau produk nasional jauh lebih signifikan daripada pertumbuhan pasokan tenaga kerja atau akumulasi modal. Efek kemajuan teknis pada proses pertumbuhan dan perdagangan jauh lebih kompleks daripada pertumbuhan faktor.

Di dalam perdagangan internasional besar kecilnya suatu negara tidak diukur secara absolut, tetapi besar kecilnya suatu negara diukur secara relatif terhadap pasar. Artinya walaupun suatu negara dilihat dari aspek wilayah adalah negara kecil (secara absolut), akan tetapi produk negara tersebut menguasai pasar internasional, maka ia layak disebut sebagai negara besar.. Jika produk suatu negara menguasai pasar internasional, maka ia dapat menjadi penentu harga (price maker). Dengan demikian sebuah negara kecil adalah negara yang bertindak sebagai price taker yaitu negara yang tidak mampu mengubah harga pasar suatu produk berapapun jumlah yang diminta atau ditawarkan atas produk terserbut.

                Apa yang akan terjadi terhadap volume perdagangan suatu negara akan ditentukan oleh seberapa banyak output negara itu dapat diekspor dan sejauh mana perubahan pada pola konsumsinya setelah pendapatan nasionalnya bertambah berkat adanya pertumbuhan ekonomi, dan terselenggaranya hubungan perdagangan. Jika output di negara pengekspor meningkat secara proporsional sehingga melebihi kenaikan output yang biasanya diimpornya berdasarkan harga-harga komoditi relatif yang konstan, maka pertumbuhan itu cendrung menaikkan volume perdagangan antar negara ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Inilah yang disebut  sebagai pertumbuhan pro-perdagangan (protrade growth). Namun sebaliknya jika pertumbuhan itu justru menurunkan volume perdagangan, maka pertumbuhan output tersebut lazim disebut sebagai pertumbuhan anti perdagangan (antitrade growth).

 Jika kenaikan output tidak mengubah volume perdagangan, maka pertumbuhan tersebut disebut sebagai pertumbuhan yang bersifat netral terhadap perdagangan (neutral growth). Pertambahan output akan bersifat netral terhadap perdagangan apabila hal itu tidak mengubah volume perdagangan yang sementara berlangsung. Di lain pihak jika konsumsi terhadap barang impor meningkat lebih besar dari pada peningkatan konsumsi terhadap barang yang diekspor berdasarkan harga konstan, maka dampak konsumsi itu cenderung kian memperbesar volume perdagangan (peningkatan konsumsi itu disebut pro perdagangan). Sama halnya dengan pertumbuhan produksi, peningkatan konsumsi tersebut selain dapat bersifat pro perdagangan juga bisa bersifat anti perdagangan atau netral.

                Apabila baik produksi maupun konsumsi bersifat pro perdagangan dengan sendirinya volume perdagangan akan meningkat dalam proporsi yang lebih tinggi dari pada pertambahan output (baik output ekspor maupun impor). Sebaliknya jika produksi dan konsumsi sama-sama anti perdagangan, maka volume perdagangan akan mengalami peningkatan namun dalam proporsi yang lebih rendah di banding peningkatan output, atau bahkan mungkin menurun secara absolut. Jika produksi bersifat pro perdagangan, sedangkan konsumsi bersifat anti perdagangan (atau sebaliknya), maka apa yang terjadi terhadap volume perdagangan akan ditentukan oleh mana yang lebih kuat antara kedua kekuatan tersebut. Dalam prakteknya, aktivitas produksi dan konsumsi jarang menimbulkan dampak yang netral terhadap perdagangan. Jika tidak bersifat pro perdagangan, maka keduanya akan bersifat anti perdagangan. Artinya, proporsi peningkatan perdagangan jarang sekali sama dengan proporsi peningkatan output.

Pertumbuhan dan Perdagangan Bagi Negara Besar

1. Pertumbuhan dan Nilai Tukar Perdagangan Serta Kesejahteraan

                Jika terjadi pertumbuhan di negara besar yang dapat meningkatkan volume perdagangan negara itu berdasarkan harga konstan, maka nilai tukar perdagangannya cenderung merosot. Di sisi lain, seandainya pertumbuhan itu menurunkan volume perdagangan berdasarkan harga konstan, maka nilai tukar perdagangan negara tersebut justru akan membaik. Inilah yang biasa disebut sebagai dampak nilai tukar perdagangan dari pertumbuhan (terms-of-trade effect of growth).

                Dampak akhir dari adanya pertumbuhan terhadap kesejahteraan suatu negara besar akan ditentukan oleh hasil netto dari perpaduan dampak-dampak nilai tukar perdagangan dan dampak kekayaan. Istilah dampak kekayaan (wealth effect) mengacu pada perubahan-perubahan dalam output per tenaga kerja atau per orang yang dikarenakan adanya pertumbuhan faktor produksi. Jika dampak kekayaan itu positif, maka hal tersebut cenderung dapat meningkatkan kesejahteraan negara yang bersangkutan secara keseluruhan. Namun jika dampak kekayaan itu tidak positif, maka tingkat kesejahteraan negara tadi cenderung tidak berubah, atau bahkan mengalami penurunan. Seandainya dampak kekayaan itu positif dan nilai tukar perdagangannya juga menjadi lebih baik berkat adanya pertumbuhan faktor produksi dan terselenggarakannya perdagangan dengan negara lain, maka tingkat kesejahteraan negara tadi bisa dipastikan segera meningkat. Demikian sebaliknya, jika dampak kekayaannya negatif, sedangkan nilai tukar perdagangan justru mengalami penurunan akibat pertumbuhan faktor produksi dan perdagangan. Dalam situasi seperti itu, dengan sendirinya tingkat kesejahteraan di negara itu akan merosot. Kemudian jika dampak kekayaan dan nilai tukar perdagangan saling bertentangan, maka tingkat kesejahteraan negara itu bisa merosot, meningkat atau tetap saja tidak berubah, tergantung pada kekuatan relatif dari kedua hal tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline