Apakah Benar Pemerintah Turki Sedang Berjudi Dengan Kebijakan Ekonominya?
Hingga saat ini. Saat tulisan ini di buat Turki benar-benar mengalami inflasi yang cukup parah, setelah 24 tahun terakhir. Data terbaru setiap tahunnya menunjukkan inflasi turki tembus hingga 79 persen. Inflasi setinggi itu jelas statusnya sangat mencemaskan.
Harga barang-barang di Turki jelas naik sangat signifikan tak terbendung lagi, contoh saja harga makanan pokok di turki naik 94,65 persen sedangkan dalam sektor transportasi naik hingga 119,11 persen.
Banyak yang menyebut bahwa inflasi ini di sebabkan oleh perang Rusia-Ukrania. Namun jelas bukan hanya faktor itu saja yang membuat inflasi Turki ini benar-benar tak terbendung lagi.
Mata uang Lira yang terus melemah 44 persen terhadap dolar Amerika dan turun lagi setiap harinya hinga benar-benar dalam status yang sangat mencemaskan.
Sebagai gambaran, pada tahun 2008 nila tukar satu Lira sama dengan delapan ribu rupiah, sedangkan saat ini nilai tukar satu Lira sama dengan delapan ratus dua puluh rupiah. Bayangkan saja satu Lira saat ini tak sampai menyentuh seribu rupiah.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi di Turki hingga mengalami inflasi yang sangat mencemaskan? Bukannya negara Turki adalah negara berkembang bahkan di gadang-gadang akan menjadi negara dengan tingkat ekonomi terbaik nomor lima di dunia pada tahun 2060. Tapi menyelesaikan inflasi saja belum mampu.
Dari berbagi sumber yang saya dapat, dalam mencegah inflasi. Turki memiliki kebijakan yang sangat terbalik dengan negara-negara lain. Contoh bila krisis ekonomi harus di selesaikan dengan rumus A justru Turki sebaliknya, negara ini memilih untuk memakai rumus B. Bahkan rumus B ini juga belum pernah di adopsi oleh negara-negara lain.
Kita tarik ulur dulu, pada tahun 2018 tepatnya sebelum Pademi Covid-19. Turki memang benar sudah mengalami inflasi dan kelemahan mata uang, hal ini jelas menyebabkan perusahan-perusahan di Turki yang memiliki pinjaman dalam bentuk Dollar dan Euro, menjerit membuat perusahaan-perusahaan ini meminta pertolongan pada bank sentral untuk segera menstabilkan mata uang Lira.
Pada saat itu pula bank sentral Turki menaikan suku bunga untuk meredam inflasi dan menstabilkan mata uang Lira, dengan demikian inflasi pun bisa sedikit di reda dan nilai tukar mata uang Lira sedikit membaik, tapi kebijakan inilah yang menyebabkan.