Lihat ke Halaman Asli

Armen Natohong

Penulis Amatir

Indonesia Terjangkit Virus Perceraian

Diperbarui: 4 September 2020   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang anak stress melihat ayah dan mamanya bertengkar, sumber : Okezone News.

Dampak pandemi Covid-19 memang sangat signifikan. Bukan sekedar nyawa yang direnggutnya, juga kehidupan rumah tangga yang berlangsungpun dibuatnya hancur. Indonesia, bukan hanya terjangkit virus corona tetapi terjangkit virus perceraian juga. 

Memang ada banyak penyebab sebuah perceraian. Tetapi yang pastinya pernikahan tidak sama dengan hal pacaran. Artinya, ketika seseorang memutuskan untuk menikah maka mereka sudah siap untuk menghadapi suka dan duka dengan  berdua.

Ekonomi sering menjadi pemicunya, apalagi pada masa pandemi. Ekonomi diduga kuat jadi faktor perceraian pada akhir-akhir ini. Karena pandemi ini membawa ekonomi keluarga merosot. Banyak korban PHK, banyak karyawan dirumahkan, omset penjualan turun, tidak berbanding lurus dengan harga kebutuhan pokok makin naik.

Direktur Jenderal Badan Pengadilan Mahkamah Agung Aco Nur mengungkapkan, saat awal penerapan PSBB pada April dan Mei 2020, perceraian di Indonesia di bawah 20.000 kasus. Namun, pada bulan Juni dan Juli 2020, jumlah perceraian meningkat menjadi 57.000 kasus.

Sebagai contoh, tercatat di Pengadilan Agama (PA) Soreang Bandung per Juni 2020 masuk di atas 1012 gugatan cerai.  Lalu di per 24 Agustus lalu sudah tercatat 592 gugatan, dan mayoritas penggugat adalah dari pihak istri.

Pandemi Covid Ini mimpi buruk untuk semua, bahkan dunia! Namun banyak pasutri yang cara pikirnya sempit, karena dampak ini banyak yang merelakan keluarganya terbelah. Perceraian bukan hanya di Indonesia, tetapi seluruh di dunia ini termasuk USA dan China.

Kebanyakan yang minta cerai dari pihak istri, 70 persen perempuan 30 persen laki-laki. Banyak yang berfikir, bercerai itu merupakan jalan keluar dari masalah, itu hanya bersifat sementera. Kedepannya malah tambah banyak masalah terutama untuk anak dalam pernikahan tersebut. 

Jika dibayangkan, gimana nasib anak-anak yang ada di dalam perkawinan tersebut. Masa depan terasa suram, bisa merusak kejiwaan anak, bahkan bisa jadi anak itu jadi gelandangan.

Sebelum memutuskan, pikirkan baik-baik efek perceraian yang mungkin terjadi pada anak berikut ini.

1. Menimbulkan stres, cemas, dan trauma

Perceraian dipastikan menimbulkan trauma yang mendalam bagi jiwa anak, terutama jika usianya sudah cukup matang untuk mengamati situasi yang terjadi pada orangtuanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline