Setelah shok beberapa saat, mata aktifis perdamaian itu berbinar. Di depannya jin yang baru keluar dari lampu itu menyilangkan tangannya di depan dada.
"Sebutkan satu permintaan, dan akan kupenuhi," kata sang jin.
Mata pemuda itu berbinar, inilah kesempatannya untuk membuat perubahan.
"Jin yang baik, aku ingin seluruh senjata nuklir di dunia ini hilang dan tiada lagi perang!"
Mata sang jin mendelik, "Hei, aku ini cuma jin, bukan Tuhan. Minta hal yang masuk akal saja: mobil, rumah, perhiasan, perempuan cantik, yah, yang semacam itulah."
"Ngga mau, aku mau dunia damai!"
"Tidak bisa, maaf," kata sang jin, "sebutkan permintaan yang lain!"
Si pemuda aktifis perdamaian itu merenung sesaat, dan ketika ide muncul di kepalanya ia pun berkata, "Jin yang baik hati, tolong kau sadarkan para wakil rakyat dan pejabat negeriku, Indonesia. Buat mereka tidak korupsi, tidak tidur waktu sidang apalagi sampai nonton video porno. Tolong yang Pak Jin."
Sang Jin menatap pemuda itu dengan pandangan nelangsa.
"Wahai pemuda, kau sungguh gigih. Rupanya kau tidak menyerah sebelum aku penuhi permintaanmu. Apa boleh buat, aku akan keluarkan semua ilmu dan kemampuanku. Sekarang, tolong kau ulangi permintaan pertama tadi!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H