Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Ku Terka

Diperbarui: 8 Desember 2020   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : beritajakarta.id

Ribuan kepal berayun mulut-mulut kering meraung tanah-tanah retak beriring langit merah murka tak ciut nyali setia mematuk patuh benak terpaku tak ragu terterungku bebas apa beda jalani waktu selaras irama sepatu jempol dasi-dasi tiada protes ikuti kehendak tuan dalam nikmat tak peduli hikmat tak peduli teriakan keadilan sebab ia hanya palang besi.

Arman Syarif
Jeneponto, 8 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline