Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Ketika Zaman Tak Bisa Kulawan

Diperbarui: 22 Januari 2020   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Pixabay.com (screenshot-edit)

Ketika zaman tak bisa kulawan
aku hanya bisa menepi ke selokan zaman
sehari-hari menyaksikan
matahari di balik beton
menyiram hawa panas ke ubun-ubun

Ketika zaman tak bisa kulawan
aku hanya bisa menepi ke selokan zaman
seraya mengumpulkan semangat yang berceceran
kemudian menatanya menjadi bait perlawanan

Gerak zaman bisa saja melindas ideologi dalam kepala tanpa ampun
geliat zaman bisa saja melanggengkan
kuasa si bandit dan si borjuis di atas tampuk kejayaan
memberinya jalan
mendikte selera mendikte peradaban

Mereduksi kemanusiaan
menjejal waktu perenungan
mengganggu iman
mengganti kesetiakawanan
dengan mesin-mesin
dan tombol-tombol keegoan

Tapi aku tak menyerah
hanya menepi menghilangkan lelah
dan sebaik-baik tempat merebahkan lelah
adalah di larik-larik puisi
di larik-larik puisilah
aku bisa menjaga napas perlawanan
dan mengabadikan suara-suara perlawanan

Gowa | 22 | 01 | 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline