Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Muka dan Tembok

Diperbarui: 16 Januari 2020   22:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : wallpaperflare.com

Ini muka
apa beda dengan tembok
timpang realita
mata di muka
tetap membuta

Ini muka
apa beda dengan tembok
si kleptokrat kian gila
rampok sana rampok sini
sedang muka
tak berkabar pada nurani

Ini muka
apa beda dengan tembok
beton-beton borjuis hebat menghunjam
rusak permukiman rusak alam
sedang mulut di muka tetap bungkam

Ini muka saya tuan, bukan tembok

Gowa | 16 | 01 | 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline