Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Tentang Nyawa yang Pergi Jauh

Diperbarui: 28 Desember 2019   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : pixabay.com (screenshoot)

Sekejap nyawa berontak
lalu tinggalkan tubuh
pergi sejauh-jauhnya

Angin menderu
kemudian mendatangi raga
sebelum nyawa hilang dari binar mata
"Kau mau ia kembali?"
tanya angin kepada raga
"Iya"

"Isaplah madu langit
tadahlah sinar rembulan
sebab sudah lama nyawamu
cerai berai dari jiwamu
kau tahu?
nyawamu rindu dicumbui jiwa
sedang ragamu bagai telaga keruh
dan setiap saat kering
dari mata air cinta" pungkas angin

Makassar | 28 Desember 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline