Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Melukis Wajahmu

Diperbarui: 9 Desember 2019   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri Arman

Aku ingin melukis wajahmu
dengan bulir-bulir air hujan
tapi kutakut ia akan berhenti menderas

Aku ingin melukis wajahmu
dengan tarian ombak yang bergemuruh
tapi kutakut air laut akan surut dan
tak bisa lagi mengalun menepis pantai

Aku ingin melukis wajahmu
dengan sekuntum bunga kamboja
tapi kutakut kelopak dan makhotanya layu

Aku ingin melukis wajahmu
dengan rimbun dedaunan
tapi kutakut kemarau segera melarasi
segenap daunnya

Aku ingin melukis wajahmu
dengan bulir-bulir embun
tapi kutakut ia segera menguap
menjadi gugusan udara

Kuputuskan,
aku ingin melukis wajahmu
dengan puisi...

Dengan puisi,
tekstur wajah lembut ayumu
membayang utuh
setiap kali aku mengeja bait demi bait

Dengan puisi,
akan kukabarkan pula
kepada anak cucu kita
bahwa akulah pelukis yang tergila-gila mengagumimu

Ya, hanya dengan puisi
keindahanmu kekal abadi...

Makassar | 9 Desember 2019
Satu tahun bersama Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline