Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Di Gebuk Senja Raya

Diperbarui: 4 Desember 2019   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : pixabay.com

Setelah digebuk senja raya
maka pulanglah ia
dengan kepala merunduk
menuju peraduan sunyi

Bunga-bunga dalam pasu pecah
yang selalu ia sirami kasih sayang
seketika lunglai tak gemulai
tak kuasa mencuri pandang
untuk sejenak melipur

Langit memang terlalu jauh
untuk membujuk memahamkan lara
bentala bisu terlalu sabar bernasihat
dan siang terlalu cepat berlalu
membawa pulang matahari

Sejak ia pergi pertengahan Juli lalu
senja raya merupa waktu
yang paling kejam
melucuti senyuman Ibu
memaksa meresapi kehilangan; ayah

Makassar | 04 Desember 2019
Ibu tetap ikhlas
"cinta" tak membuatnya meratap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline