Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Memilih Menjadi Sekrup

Diperbarui: 28 November 2019   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pixabay.com

"Persetan dengan moralitas umum
yang membelenggu
persetan segala rupa atribut sosial
yang determinis
setiap orang bebas memaku dan memilih arah tuju" tandasnya

Sebelas tahun waktu dijalani
dalam perkhidmatan
lunglai langkah laku
padam gelora perjuangan
di depan godaan hidup
yang menjamin ketercukupan isi perut

Alur hidup berputar di jalanan usai
semenjak arah angin mengubah haluan
himpunan kata-kata protes
dan kepal tangan kiri
yang kerap meninju cakrawala bisu
bukan lagi zamannya

Sejak mengakhiri satu babakan waktu
yang cukup melelahkan
ia sudah memilih menjadi sekrup
dengan uliran paling menawan
ia telah menggadaikan isi kepalanya
kemudian menjelma menjadi penyangga
pabrik pengrusak ekologi dan kemanusiaan

Makassar | 28 November 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline