Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Diam Mengeja Sunyi

Diperbarui: 12 Agustus 2019   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Medium.com

termangu di serambi malam
membiarkan jarum jam
berdetak dalam hening

kupatahkan dua sayap benak
yang kerap mengembara liar
sebab ia selalu pulang
membawa himpunan rasa hambar
dan pijakan rapuh

aku terdiam meresapi
silir angin malam bertiup lembut
lalu membiarkan hati
mengendalikan laju waktu
dan meruah apa adanya

dengan hati yang tenang
aku mengeja sunyi
tuk menemukan arti kebeningan jiwa
sebab pikiran terlalu rusuh
dan tak bisa memahami
peliknya anyaman sunyi sepi di ruang rasa

(catatan langit, 12 agustus 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline