Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Rembulan dan Ranting Patah

Diperbarui: 5 Agustus 2019   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Pixabay.com

sudah lama rembulan dilanun sepi
pun sudah lelah rembulan
menggantung sendirian
di langit malam yang malang

hingga suatu ketika
ia berjalan ke bumi
mencari teman berbagi
dan tanpa sengaja
bertemu dengan ranting patah

sontak mata lahir
dan mata hati rembulan
terpukau dan jatuh cinta
kepada ranting patah

ah, memang tak butuh waktu lama
untuk memikat hati rembulan
yang sudah ratusan malam
memagut perih kesunyian

"seharusnya Anda bersanding
dengan matahari
ia sepadan dengan Anda
bukan denganku yang diliputi banyak kekurangan" ujar ranting patah

"seribu bintang juga telah
membisikkan itu. di benak mereka
mataharilah yang pantas untukku
sayangnya ruang rasa tak mengenal kata sepadan. ketika rasa kita melebur dalam cinta, masihkah kita mengenal sisi kekurangan?" tegas rembulan

(catatan langit, 5 agustus 2019)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline