Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Mudik Tukang Becak

Diperbarui: 30 Mei 2019   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: SatuMedia.Net

Tak sabar rasanya. Makin ke sini, jantungku makin berdegup kencang. Bersabarlah sebentar lagi, aku akan pulang akhir pekan ini tuk hapus rasa rindumu.

Akupun tak tahan, jika harus berlama-lama di kampung orang. Setiap aku mengayuh becak, yang terbayang hanya wajahmu dan anak kita.

Tapi maafkanlah daku, aku pulang tak membawa sebongkah berlian untukmu. Maafkanlah daku yang tak bisa memberi banyak.

Karenanya, dari lubuk hatiku yang terdalam, kuminta kau tetap menerimaku sayang dengan apa adanya, meski isi dompetku tak setebal dompet orang kaya.

Kuminta kau tetap tersenyum meski hanya selembar saja pakaian baru untukmu dan anak kita.

(Catatan langit, 30 Mei 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline