Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

[EMPSK] Seribu Puisi Tak Akan Cukup

Diperbarui: 17 Mei 2019   19:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dipelukan pekat malam ini, kala ragaku dibuai semilir angin, tak ragu kutandaskan, seribu puisi tak akan cukup untuk ungkapkan rasa kagumku. Kepadamu yang di sana, yang semoga saja senyuman selalu tersungging di bibirmu yang basah. Kagumku tentu karena karya-karyamu yang gemilang.

Adakah kau menyadari, bahwa larik-larik yang kau suguhkan, selalu bangkitkan bait-baitku yang terpendam lusuh. Diksi-diksi yang kau hamburkan memantik imaji liarku untuk mengikuti jejak diksimu. Amanatmu pun kerap menampar jiwa kasarku.

Tapi kuucap terima kasih, karena amanatmu, akupun belajar menata diri; mengeja makna kelembutan jiwa. Kuulang sekali lagi, seribu puisi tak akan pernah cukup untuk mengurai rasa takjubku kepadamu...Ya, bagiku kau adalah guru puisiku yang selalu menuntunku agar berjalan di jantung puisi dan berdegup dengan jantung puisi.

(Catatan langit, 17 Mei 2019)
Entah dari mana ia mereguk mata air pengetahuan, sehingga syair apapun yang ia torehkan acapkali menggugah dan menyejukkan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline