Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Aku Malu kepada Matahari dan Rembulan

Diperbarui: 8 Mei 2019   03:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku malu
Malu kepada matahari dan rembulan
Keduanya ciptaan Tuhan
Selalu setia menggantung di cakrawala
Dan tak letih menyinari mayapada

Sementara ada aku di sini
Seonggok daging yang belum berarti
Dua biji mataku berbinar setiap waktu
Menangkap paras-paras lusuh
Dipelukan derita hidup

Tapi tak mampu membebaskan mereka
Dari kesengsaraan hidup
Matahari dan rembulan tiada henti
Beri sinar kepada bumi
Sementara aku bagai berhenti
Tak menyinari hidup mereka; orang susah

(Catatan langit, 7 Mei 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline