Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Ku Tak Sanggup Ikuti Jejak Syairmu

Diperbarui: 5 Mei 2019   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Ku sadari saat ini, aku belum mampu menerjemahkan setiap penggalan-
penggalan bait yang pernah kau titip di daun akasia.

Karenanya, aku memilih sejenak
bersandar di pundak waktu, sembari menyusun ingatan lalu yang cerai berai ditimbunan lupa.

Di saat semua ku anggap cukup, ku ayunkan tekadku dengan pelan menyusuri kembali jejak aksaramu. Tapi sungguh, lagi-lagi ku tak sanggup ikuti jejakmu.

Larik-larik yang kau gubah dengan rasa terdalam, bagai berlari, dibimbing diksi-diksimu yang sulit diurai. Dan akupun tertinggal jauh di belakangmu.

Jujur saja, sebenarnya ku ingin berdiri di tepian telaga pengetahuanmu, lalu mereguk beberapa gelas, agar ku bisa memaknai hitam putih kehidupan lewat guratan syair.
*
Kini, dirapuhnya pemahaman, ku hanya bisa tertatih dalam dekapan hasrat yang tak mau menyerah, sambil berharap waktu bisa memapahku menggapai jejak syairmu.

(Catatan langit, 5 Mei 2019)
Untukmu yang selalu membuat rasaku terkapar lewat guratan syair indahmu di Kompasiana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline