Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

[PUISI] Aku Seorang Buruh dan Nasibku

Diperbarui: 1 Mei 2019   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: militanindonesia.org

Aku seorang buruh. Di tanganku banyak besi. Ada gergaji untuk memotong tripleks. Ada palu untuk memasang paku di tembok raksasa.

Ada arit untuk memotong batang padi. Ada kunci Inggris untuk merekatkan baut mesin yang longgar.

Esok lusa mereka tak segan menggergaji nasibku jika ketahuan membangkang, serupa ikut demontrasi minta kenaikan upah.

Memasang paku derita, jika aku mulai malas. Memotong upahku jika telat satu menit saja. Dan akan mengencangkan perutku.

Dalam keheningan, dewi keadilan tetiba bertanya, kepada besi-besi itu: "Siapa yang (akan) menyuruhmu melakukan semua itu?"

"Siapa lagi kalau bukan para kapitalis." tegas besi-besi itu.

(Catatan langit, 1 Mei 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline