Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Tanpa Sentuhan Tangan Kaum Buruh

Diperbarui: 1 Mei 2019   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: www.selasar.com

Coba termenung sejenak, bayangkan, dunia manusia kebanyakan, tanpa sentuhan tangan kaum buruh. Aku sendiri memastikan, tanpa mereka, tiada gedung-gedung megah yang digunakan penguasa untuk melayani rakyat banyak.

Tak ada rumah sakit bertingkat, sebagai tempat untuk mengobati luka yang menganga. Tak ada sekolah dan kampus kokoh berdiri untuk wadah mencerdaskan kehidupan bangsa. Tak ada perumahan yang asri.

Tak ada jalan tol membentang menjadi punggung kendaraan mewah melaju kencang. Tak ada pusat perbelanjaan. Tak ada pelabuhan dan bandara kebanggaan. Tak ada roti.

Tak ada mie instan, tak ada makanan dan minuman pemuas selera, tak ada pakaian yang indah. Dan pastinya tak ada akumulasi modal untuk para kapitalis. Lalu ketika mereka berjuang;

Mengorganisir diri lewat serikat-serikat buruh. Kemudian menduduki dan mengambil alih jalan raya, untuk berteriak sekeras-kerasnya, meminta kenaikan upah setiap satu Mei, mengapa begitu sulit diwujudkan?

Catatan langit, 1 Mei 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline