Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Genangan Rindu

Diperbarui: 14 April 2019   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tetes-tetes air hujan basahi tepian jiwa. Kumulai menyelisik, apa gerangan yang menimpa. Pada genangan air, kucoba cerminkan wajah. Seketika hadir genangan rindu, mengalir pelan melalui jendela hati.

Aku rindu, rindu akan bunga revolusiku yang selalu membakar semangat juang dan menyalakan api intelektualku. Rindu akan belaian kasih sayang orang tua.

Rindu akan kebiasaan lama bersama kawan-kawan aktivis, berdiskusi di malam hari sambil menyeruput kopi hitam di tepi jalan yang disinari cahaya rembulan.

Rindu akan tempat-tempat persinggahan yang pernah menggores kenangan. Dan pada genangan rindu itu. Ingin kuselami semua dasarnya. Dan tak ingin kembali lagi.

(Catatan langit)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline