Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Tiada

Diperbarui: 10 April 2019   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Termangu di pelataran parkir sekolah menatap kosong segala sudut. Tiada hangat sinar mentari menyentuhku, karena tertutup lebatnya daun mangga.

Ya tiada, tiada yang dapat kusulam menjadi aksara-aksara penghalus rasa. Karena sejak semalam aku dicampakkan bulan. Kecuali hanya tiada yang dapat kuuntai.

Saat ini, tiadalah yang memenuhi ruang pikir. Dari tiada kusadari diriku. Berada di antara tiada, ada yang tiada. Berada di antara ada, aku tiada. Kususuri ketiadaan karena ada yang memanggilku memaknai tiada.


(Catatan langit, 10 April 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline