Daki-daki peradaban negeri
Terus melekat di tubuh negeri, baunya masuk ke jantung membuat sesak napas. Disangkanya telah berbakti untuk kemajuan, nyatanya membuat kotoran dan merusak keindahan negeri.
Daki-daki peradaban negeri, terus membusungkan dada. Menipu khalayak dengan penampilannya. Saudara-saudaraku yang perutnya lama keroncongan, pikiran jernihnya terganggu, terpaksa teperdaya oleh sihir kata-kata yang ia semprotkan ke udara.
Daki-daki peradaban negeri tak henti mendekap membawa kepentingan-kepentingan sempitnya. Hari ini menempel erat, esok lusa menempeleng wajah Ibu Pertiwi dengan bau busuknya yang menyengat.
Daki-daki peradaban negeri, sehari-hari membuat ruang negeri tercemar. Khawatir kalau tak dibersihkan, akan terus mencemari yang lainnya, yang masih suci bersih. Tolong, sebelum terlampau jauh menodai negeri dan mengundang penyakit, bersihkan mereka sekarang juga.
(Catatan langit, 20/03/19)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H