Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Tuan-tuanku yang Terhormat, Jangan Lupakan Demokrasi Ekonomi

Diperbarui: 20 Maret 2019   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Tuan-tuan yang terhormat, tolong jangan lupakan demokrasi ekonomi. Dua proklamator negeri jauh sebelumnya sudah ingatkan, bahwa untuk memakmurkan kehidupannya rakyat, untuk membumikan masyarakat adil dan makmur, demokrasi politik saja tak akan cukup. Aku masukkan dalam puisi ini, kata-kata itu sebagai pengingat.

"Demokrasi politik saja belum mencukupi, demokrasi politik itu masih perlu di-compleet-kan lagi dengan demokrasi ekonomi. Demokrasi politik saja belum cukup, yang mencukupi ialah demokrasi politik plus demokrasi ekonomi" kata Bung Karno.

"Di sebelah demokrasi politik harus pula berlaku demokrasi ekonomi. Kalau tidak, manusia belum merdeka, persamaan dan persaudaraan tidak ada" kata Bung Hatta.
Hendakkah tuan-tuan menjadikan bangsa ini sebagai bangsa pelupa, sementara para pendahulu telah memberi ingatan! Mereka sudah menitipkan jalan terang untuk negeri.

Tolong tuan-tuan yang terhormat, jangan hanya sibuk urus demokrasi politik. Ini bukan pinta semata, UUD telah menggariskan, ingatlah kembali pasal 33. Aku tuliskan puisi ini, ketika resahku bertahta, karena di mataku yang nampak di sana-sini hanya pancaran sinar terang demokrasi politik saja, demokrasi ekonomi nyaris meredup.

(Catatan langit, 20/03/19)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline