Di suatu siang, ku duduk termangu di lapak pedagang kaki lima yang sebentar lagi akan di gusur, menunggu kedatangan beberapa sahabat; mantan aktivis mahasiswa. Datang sahabatku yang pertama "Halo pejuang rakyat, aga kareba" tanya Syafar
Datang sahabatku yang kedua. "Bagaimana kabarmu pejuang rakyat" tanya Asran sambil mengelus pundakku. Sahabat yang datang berikutnya, baik Uwar, Jumain dan Adi, menanyakan hal yang sama berikut julukan pejuang rakyat tertuju kepadaku.
Semua tanya ku jawab 'baik' sembari geleng-geleng kepala. Hingga semuanya duduk, aku menghela napas, lalu berdiri menjelaskan untuk menampik;
Sahabat-sahabatku, semua julukan yang selama ini kalian alamatkan kepadaku tidaklah benar. Pejuang rakyat sejati adalah mereka yang duduk di bangku kekuasaan. Dan mereka yang berani mengajukan diri menjadi peserta dalam perhelatan politik.
Merekalah pejuang rakyat sejati. Mereka berani mengambil resiko. Tak peduli akan terjerat dan terciduk lembaga anti-rusuah. Mereka sudah tahu, tapi masih mengajukan diri. Mereka tetap berani pasang badan demi memperjuangkan nasib rakyat.
Kita ini belumlah apa-apa, belum teruji, baru sebatas koar-koar di luar jaring kekuasaan. Kalian paham?
(Catatan langit, 13/03/19)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H