Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Lelaki Malang yang Duduk di Gelapnya Malam Sudah Tuli

Diperbarui: 8 Maret 2019   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aksara-aksara cinta; bukan cinta pada lawan jenis. Yang sejam lalu menyala-nyala di dada ini padam sejenak. Amarah telah mematikan gejolaknya. Amarah ini membuncah lalu tumpah gara-gara lelaki malang yang duduk di gelapnya malam sudah tuli.

Tak hirau akan kata-kataku. Ia hanya peduli pada rintihan jiwa cengengnya. Padahal aku mengajaknya untuk menjahit luka Nusantara karena laku sang durjana yang menebar ancaman dan tipu daya di mana-mana. Ya sudah, aku cari lelaki lain saja yang masih memiliki rasa cinta terhadap negeri ini.

Aku pamit dari kalian. Terima kasih telah memberiku waktu berkata-kata tak dipedulikan.

(Catatan lain, 08/03/19)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline