Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Erosi Rasa Kebangsaan

Diperbarui: 28 Februari 2019   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bukan hanya permukaan bumi
Rasa kebangsaan pun
Bisa mengalami erosi.

Rasa kebangsaan perlahan bisa mengalami erosi karena serangan nilai dari luar dan dari dalam rumah kebangsaan sendiri.

Serupa kuatnya arus globalisasi menggerus nilai-nilai sosial yang telah lama mendarah daging.

Terkikis karena sebagian orang mulai merespons pengaruh destruktif dari luar tanpa saringan sama sekali.

Nilai baru dikunyah begitu saja tanpa disandingkan terlebih dahulu dengan nilai yang kita punya; norma, etika, agama.

Dan dari dalam rumah, erosi terjadi karena besarnya arus kepentingan pribadi, mengecilkan kepentingan kebangsaan.

Erosi pun diperparah oleh pandangan golongan. Mereka melihat kebangsaan dari kacamata sendiri.

Bukannya melihat kebangsaan dari kecamata kebangsaan. Pandangan golongan dikultuskan, pandangan kebangsaan terkikis.

Maka sempurnalah erosi itu. Apa yang kau rasakan, rasakanlah sendiri. Lukamu bukan lukaku. Lukaku bukan lukamu.

Kembalilah kita ke rasa kebangsaan Indonesia, rasa kita bersama. Deritamu deritaku. Deritaku deritamu; derita kita bersama adalah derita bangsa. Satu menderita, semua menderita. Merasalah kita dengan rasa kebangsaan.

(Catatan langit, 28 Februari 2019)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline