Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Aku Tak Biasa

Diperbarui: 28 Januari 2019   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pixabay.com

Aku tak biasa
melewati malam
tanpa terangnya bulan

Bulan,
Kumohon hadirlah malam ini
Jangan sembunyi
Temanilah jiwaku
Ingin ku mengadu kepadamu
Tentang resahku
akan dunia yang timpang
Bertahta penuh aniaya di bawah matahari

Mendekaplah
Sentuhlah wajahku
Menarilah di atas tubuh dinginku
Manjakanlah aku dengan cahaya kuningmu
Sinarilah lorong hatiku yang sunyi

Bulan,
Di sini ada cahaya lampu
Tapi sedikit pun,
mata tak menemukan cahaya
Jiwa tetap tertawan dalam temaram
Tak sanggup menerjemahkan esensi cahaya, hingga tersesat
meraba-raba di labirin kegelapan

Bulan,
Tinggalkanlah pelukan awan sementara waktu
Mintalah bantuan angin untuk melepasnya
Bila tak cukup,
Bersekutulah dengan sang bintang

Bulan,
Sapalah aku malam ini
meski hanya sinar redupmu
Karena sungguh aku tak biasa
Terlelap sebelum menimba sinar indahmu

(Catatan langit, 28 Januari 2019)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline