Entah apa yang tiba-tiba merasuki Sisi, sehingga ia merasa harus mulai "hijrah" ke jalan lurus. Artinya perempuan dua puluh tujuh tahun dan berwajah manis itu harus rela meninggalkan baju-baju ketat yang membuat bentuk payudaranya terlihat jelas.
Maka, mulailah ia mengganti penampilannya dengan pakaian yang sesuai syariat. Kemudian feed Instagram Sisi dipenuhi ceramah-ceramah dari para ustaz terkenal. Tanpa foto wajah pula di dalamnya.
Hidup sebagai janda dengan dua anak tidak bisa dibilang mudah kalau tidak punya penghasilan sendiri. Beberapa waktu lalu, Sisi memang baru saja berhenti dari pekerjaannya oleh sebab yang belum diketahui. Pada momen inilah, kemudian Sisi berusaha untuk kembali mendekatkan diri kepada Tuhan, ia merasa ada yang salah dalam hidupnya.
Setelah beberapa waktu berlalu. Ia coba kembali mencari pekerjaan. Di kota Sisi, tidak mudah mendapatkan pekerjaan bahkan bagi seorang gadis perawan, dan janda bukanlah pengecualian.
Untuk menutup kekecewaannya, Sisi sering menayangkan kata-kata bijak di akun Instagram-nya, sejenis doa bisa dibilang begitu, tapi tidak dalam salat. Orang-orang di zaman ini memang senang berdoa di media sosial daripada di atas sajadah.
Karena doa-doanya di Instagram belum dikabulkan, timbul lagi rasa kecewa yang lebih besar. Akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan kecantikannya lagi untuk meraih dunia. Seluruh pakaian yang sesuai syariat ditanggalkan, ganti lagi dengan kemeja yang kesulitan menampung payudaranya yang besar itu.
Benar saja, tubuh yang aduhai sepertinya lebih cepat dari doa yang ditayangkannya di media sosial setiap satu jam. Seorang bos dari sebuah lembaga riba tertarik menyuruh Sisi bekerja di kantornya.
Dalam hati Sisi berkata, "Wah, tidak perlu berhijab, doaku juga terkabul! Asyik!"
Hari-hari berikutnya, Sisi membuat satu akun Instagram baru, yang isinya menampilkan wajah cantik dan kemolekan tubuh. Ia tampak bahagia sekali dengan kehidupan barunya. Ditambah lagi, seorang pria dari ibu kota sedang mendekatinya.
Sisi senang dengan kehidupannya yang sekarang, tak perlu repot menayangkan ceramah atau doa-doa lagi di media sosial, karena ia yakin sudah banyak yang terkabul. Sajadah pun sudah jarang disentuhnya lantaran sering pulang kerja agak larut malam, dengan kata lain sibuk urusan dunia.
***