Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Gathering Kumbang 60+ Earth Hour Denpasar

Diperbarui: 10 Juli 2017   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pribadi

dok.pribadi

dok.pribadi

dok.pribadi

dok.pribadi

dok.pribadi

dok.pribadi

dok.pribadi

dok.pribadi

dok.pribadi

Denpasar (Bali) -  Komunitas 60+ Earth Hour Denpasar (EH) mengadakan kegiatan Kumbang (kumpul belajar bareng) 2017 yang diselenggarakan pada  tgl 8 s.d 9 Juli 2017 berlokasi di D'Abode Villa Jalan Pengembak No 42, Sanur, Denpasar. Kegiatan Kumbang 2017 dihadiri 20 peserta yang terdiri dari pengurus dan para relawan Komunitas 60+ Earth Hour Denpasar.  Kegiatan Kumbang 2017 diisi dengan berbagai materi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Konservasi Lingkungan. Sutan Tantowi Dermawan, Ketua Kegiatan acara Kumbang 2017 memaparkan materi tentang organisasi WWF dan kegiatan konservasi yang dilakukan selama ini. Materi yang dibawakan Sutan merupakan materi saat dirinya mengikuti agenda Kumbang Nasional di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Sutan juga menjelaskan crative campaign yang dilakukan WWF dalam mengankat isu-isu lingkungan yang hangat di masyarakat.

Koordinator Kota Earth Hour Denpasar Andri Purba membawakan dua buah materi yakni Konservasi Spesies Hiu Paus beserta tantangannya dan Kampanye Beli yang Baik. Dalam materi konservasi spesies Hiu Paus beserta tantangannya, Andri secara detail menjelaskan mengenai satwa hius paus (nama lokal gurano bintang) patut untuk dilindungi. Hiu Paus dilindungi karena speciesnya saat ini mulai terancam. Satwa yang sangat jinak dan bersahabat dengan manusia ternyata tidak memiliki taring seperti hiu pada umunya. Hiu paus mengambil makanan dengan cara membuka dan menutup mulutnya layaknya mesin penghisap. Hanya saja karena satwa ini tidak bisa membedakan antara sampah dan plankton maka cepat sekali satwa ini mati.

Secara tidak langsung manusia membunuh satwa betotol ini karena sampah plastik yang dibuang dan mengalir begitu saja ke laut

"untuk itulah melalui kegiatan Kumbang 2017 ini kita mengajak teman-teman sekalian untuk mengedukasi masyarakat yang ada dilingkungannya masing-masing untuk mengurangi sampah plastik yang secara tidak langsung mempengaruhi kepunahan hiu paus" pungkasnya

Sementara itu, untuk materi Kampanye Beli yang baik, Andri mengajak para pengurus dan relawan Earth Hour Denpasar untuk menjadi green consumer dengan cara membawa botol minuman (tumbler) ketika bepergian, menggunakan alat transportasi publik, beralih ke makanan yang cara pengolahannya tidak merusak lingkungan, menghemat pemakaian listrik, membawa tas belanja dari kain saat pergi belanja ke pasar tradisional atau Supermarket, dan masih banyak lagi.

Kegiatan Kumbang 2017 juga diisi dengan rapat evaluasi kegiatan Earth Hour yang telah berjalan dan akan dilakukan. Hal yang paling seru adalah kegiatan Games di Kolam renang yang diikuti oleh semua anggota Komunitas Earth Hour. Semua peserta nampak begitu gembira dan menikmati sesi games ini.

Teddy C putra salah satu relawan Earth Hour yang mengikuti Gathering Kumbang 2017 mengaku bahwa kegiatan Kumbang 2017 sangat bermanfaat bagi para relawan karena bisa lebih menambah wawasan mengenai konservasi lingkungan dan cara melakukan aksi nyata untuk mendukung pelestarian lingkungan.

"Sangat bermanfaat bagi saya dan lebih paham mengenai konservasi lingkungan dan aksi nyata dalam pelestariannya" tuturnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline