Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Festival Omed-omedan 2017 Banjir Pengunjung

Diperbarui: 30 Maret 2017   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

20170329-165424-58dbb5db43afbde2346fd1a2.jpg

20170329-164329-58dbb6ae519373d32ef199d6.jpg

(All Foto : Dokumentasi Pribadi)

(All Foto : Dokumentasi Pribadi)

(All Foto : Dokumentasi Pribadi)

(All Foto : Dokumentasi Pribadi)

(All Foto : Dokumentasi Pribadi)

Denpasar (Bali) – Sehari usai hari Raya Nyepi di Bali,  Warga Masyarakat di Kota Denpasar dihibur dengan Festival Omed-Omedan yang berpusat di Sepanjang Jalan Sesetan, Banjar Kaja, Denpasar pada Minggu (29/3) 2017 . Festival Omed-Omedan diramaikan dengan  Pasar Rakyat yang menjual kuliner khas Bali, Parade Seni, dan Parade Band. Festival Omed-Omedan dilangsungkan setahun sekali.Omed-Omedan  adalah upacara sacral yang diadakan oleh pemuda-pemuda Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar setiap tahunnya.Festival Omed-Omedan dirayakan sehari setalah Nyepi tepatnya Ngembak Geni.

Omed-Omedan atau Med-medan sendiri berasal dari Bahasa Bali yang artinya tarik-tarikan..Tradisi Omed-Omedan merupakan warisan kebudayaan yang dilakukan semenjak  zaman penjajahan Belanda. Omed-Omedan bukan sekedar Festival Ciuman missal, namun lebih keunsur ritual keagamaan Hindu. Alkisah  Raja Puri Oka mengalami sakit keras. Sang Raja sudah berobat ke Beberapa ahli pengobatan namun tak urung sembuh. Sehari usai hari raya Nyepi (Ngembak Geni) , masyarakat Puri Oka menggelar permainan Omed-Omedan. Saking ramainya suara saat permainan berlangsung, raja yang sedang sakit marah karena keributan permainan Omed-Omedan.

Akhirnya Sang Raja memutuskan untuk menyaksiskan Omed-Omedan. Ajaib tiba-tiba sakit yang raja rasakan menghilang. Akhirnya sang Raja sembuh seperti sediakala. Kemudian darisanalah Upacara Omed-Omedan dilangsungkan hingga saat ini. Festival Ome-Omedan sempat dilarang Pihak Kolonial Belanda saat Indonesia belum merdeka.  Saat upacara Omed-Omedan tidak dilaksanakan akibat larangan pihak Belanda tiba-tiba ada dua ekor Babi besar berkelahi ditempat Omed-Omedan biasa digelar. Raja beserta rakyat pun berdoa meminta petunjuk. Akhirnya Pihak Belanda memperbolehkan upacara sakral ini digelar.

Festival Omed-Omedan 2017 mengusung Tema “Sudhamala” dengan jargon  “Berbagi Energi Positif  Demi Mencapai Kerahayuan. Acara Puncak yakni Omed-Omedan dimulai pukul  15.00 wita. Muda-Mudi dari Banjar Kaja sudah bersiap membentuk barisan berbanjar. Disebelah Kanan untuk pemuda dan disebelah kiri untuk pemudi. Iringan Baleganjur yang dinamis menambah keriuhan Festival Omed-Omedan 2017. Ada seorang pecalang yang menjadi wasit. Tak ketinggalan guyuran air sudah dipersiapkan untuk menyiram peserta Omed-Omedan.

Saat Wasit memberikan aba-aba para muda-mudi yang ditunjuk secara bergantian maju dan langsung memeluk dan tarik-menarik serta berciuman. Suasana menjadi begitu magis manakala diakhir upaacara Omed-Omedan para remaja putrid kerauhan (red : kemasukan) sambil berteriak-teriak. Remaja Putri yang kerauhan pun langsung diangkat ke Bale Banjar oleh beberapa panitia Festival Omed-Omedan.

Pengunjung banyak terpukau dengan Festival Omed-Omedan 2017. Seperti yang diungkpkan oleh I Wayan Megariana. Ia mngatakan bahwa Festival Omed-Omedan merupakan Festival yang menarik dan sebagai generai muda Bali harus terus melestarikannya.

“ Festival Omed-Omedan begitu menarik dan sayang untuk dilewatkan. Sebagai generasi muda Bali kita harus melestarikannya “ tandasnya.

Selain warga lokal yang menyaksikan Festival Omed-Omedan. Tampak terlihat wisatawan Asing yang mengabadikan Festival Omed-Omedan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline