Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Mengintip Kegiatan Penanaman 1000 Bibit dan Buah Mangrove Divisi MFL Earth Hour Denpasar

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

       Sabtu (6/6) 2015 Tim Mangrove For Love (MFL) Komunitas Earth Hour Denpasar mengadakan kegiatan penanaman 1000 bibit dan buah mangrove. Kegiatan ini diadakan di Kampung Kepiting Wanasari, Tuban Bali. Acara dimulai dari pukul 16.00 s/d selesai. Kegiatan yag berlangsung ketiga kalinya ini juga mengajak seluruh komunitas anak muda yang ada di Bali seperti Pramuka Buku Hidup (Prabuhi) Bali, Bali Deaf Community (BDF), Melali Gen, Parkour Bali, Kaskusers Bali, Sobat Bumi Bali, Leo Club Bali Shanti, Kementrian Soslinmas BEM-PM UNUD, dan masih banyak lagi. Lebih dari seratus orang peserta penanaman bibit dan buah mangrove rela turun ke lokasi penanaman yang cukup menantang ini. Para peserta rela pakaian mereka terkena lumpur dan melewati medan penanaman yang cukup menantang.
       Sebelumnya, panitia telah menyiapkan potongan-bilah bamboo berukuran 30 cm untuk mengikat bibit dan buah mangrove yang telah dibudidayakan oleh tim MFL. Lokasi penanaman berdekatan dengan tol diatat laut Bali Mandara dan Bandara Internasional Ngurah Rai. Tak Heran ketika hendak memulai penanamana bunyi berisik pesawat terbang yang lepas landas berseliweran di langit. Menurut Intan Candra Wijaya salah seorang perserta yang mengikuti kegiatan penanaman MFL mengaku sangat senang dan puas mengikuti kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan. Meskipun menggunakan hijab tak menghalangi Intan untuk menyelesaikan misinya untuk menanam bibit dan buah mangrove.
       Sama halnya Widio Putra dari Komunitas Melali Gen yang begitu merespon positif kegiatan Tim MFL Earth Hour Denpasar. Ia berharap agar kegiatan semacam ini bisa diadakan lagi dan sesering mungkin. Selain menanam bibit dan buah mangrove para peserta juga memnungut sampah-sampah kiriman yang hanyut dari aliran sungai di seputaran Kota Denpasar. Jika sampah-sampah ini tidak diambil bisa mengganggu kelangsungan hidup pertumbuhan bibit dan buah mangrove. Usai melakukan penanaman para peserta berfoto bersama di lokasi penamanan samba berteriak “ Ini Aksiku, Mana Aksimu?”.

 

                                                      

 

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline