Dua minggu yang lalu penulis berkesempatan menjadi guide (pemandu wisata) untuk tamuasing yang berasal dari Provinsi Osaka, Negara Jepang. Kebetulan tamu yang penulis jempute berjumlah 31 orang dan rata-rata belum pernah berkunjung ke Pulau Bali. Saat tiba di Pulau Bali penulis mengajak rombongan dari Negara Jepang tersebut untuk melihat tarian kecak yang sangat terkenal. Tarian kecak adalah tarian yang sangat unik. Hal yang menyebabkan unik adalah tarian kecak tidak menggunakan instrument gamelan khas Bali melainkan menggunakan suara manusia yang mengucapkan kata cak berkali-kali secara harmonis. Penulis mengajak para tamu asing menonton tarian Kecak di Kawasan Pura Uluwatu. Para wisatwan dapat menyaksikan tarian kecak setiap hari pada pukul 18.00- 19.00 wita. Untuk masuk di kawasan Pura Uluwatu anda akan dikenakan biaya Rp. 20.000 per kepalasaja. Sedangkan untuk menyaksikan tarian kecak akan dikenakan biaya Rp 80.000 per kepala.
Saat memasuki kawasan Pura Uluwatu anda harus mengenakan kamen (kain untuk sembahyang ke Pura) dberwarna ungu dan selendang berwarna kuning dikarenakan Pura Uluwatu adalah kawasan persembahyangan bagi Umat Hindu. Untuk wanita yang sedang datang bulan (haid) dilarang masuk ke areal Pura Uluwatu karena areal tersebut sangat suci dan disakralkan. Di kawasan areal Pura Uluwatu juga terdapat kera liar dan sering dijadikan obyek foto para wisatawan. Hamparan laut juga menjadi daya tarik kawasan Pura Uluwatu. Letak Pura Uluwatu apabila anda mengendarai kendaraan beroda empat bisa ditempuh dengan waktu 25 menit saja. Bila mengendarai kendaraan roda dua bisa ditempuh dengan waktu 20 menit saja. Kawasan Pura Uluwatu sangat ramai setiap harinya dan akansangat sesak oleh pengunjung mendekati libur nasional.
Pengunjung dapat menyaksikan tari kecak di tribun sebelah utara yang dapat menampung kapasitas 300 pengunjung. Jadi areal Pura Uluwatu dan stage tarian kecak berada kurang lebih 100 meter. Tarian kecak dimulai dengan seorang pedanda (pendeta agama Hindu) yang masuk ketengah lingkaran penonton sambil membaca doa agar tari kecak yang dibawakan penari berjalan lancar , menghidupkan dupa, dan menyalakan api di sumbu yang berbentuk naga. Para penari kecak kemudian beramai-ramai memasuki areal ribun sambil mengucapkan kata cak. Tari kecak mengisahkan tentang cerita Ramayana dimana tentang penyelamatan Shinta yang diculik oleh Rahwana dan diselamatkan oleh Rama beserta Hanoma. Dalam tarian kecak diceritakan secara detail tentang kehidupan Shinta bersama suaminya Rama . Karena kecantikan Shinta, seorang raja raksasa bernama Rahwana dari Kerajaan Alengka kepincut paras ayu Shinta. Rahwana pun melancarkan segala cara untuk menculik Shinta. Shinta yang ditinggal Rama dan Laksmana (Adik Rama) untuk berburu dihutan dilindungi oleh lingkaran sakti agar terlindung dari segala marabahaya. Rahwana pun melancarkan strategi agar Shinta bisa keluar dari Lingkarantersebut. Mulai dari mengirimkan kijang emas, sampai menyawar jadi pendeta. Disaat Rahwana ini menjadi pendetalah Shinta berhasil diculik. Klimaks dari Tari Kecak adalah ketika Hanoma dalam menyelamatkan Shinta berpura-pura kalah dan diikat kemudian akan dibakar oleh pengikut Rahwana. Dalam adegan ini para kru tarian kecak menyiapkan sabut kelapa untuk dibakar dan berbentuk lingkaran. Adegan ini sungguh menyita para wisatawan karena pemeran karakter Hanoman mampu menginjak-injak api dari sabut kelapa yang dibakar tanpa melukai diri pemeran Hanoman. Para wisatawan sangat puas menyaksikan tarian kecak saat ini termasuk tamu penulis. Anda juga bisa menyaksikan terbenamnya matahari di kawan Pura Uluwatu dengan pemandangan laut yang sangat luar biasa. Silahkan mampir ke Pura Uluwatu bila berlibur ke Pulau Bali.
[caption id="attachment_292017" align="aligncenter" width="300" caption="Formasi Tarian Kecak (sumber : dok.pri)"][/caption] [caption id="attachment_292022" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan laut dari pinggir Pura Uluwatu bersama tamu Jepang (sumber : dok.pri)"]
[/caption] [caption id="attachment_292026" align="aligncenter" width="300" caption="Penonton antusias menyaksikan tari kecak (sumber : dok.pri)"]
[/caption] [caption id="attachment_292027" align="aligncenter" width="300" caption="Antusiame pengunjung menyaksikan tari kecak (sumber : dok.pri)"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H