Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kecil-kecil Jadi Manten

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore ini penulis dikejutkan oleh sebuah kabar yang sangat mengejutkan dan membuat penulis mengelus dada. Udin (bukan nama sebenarnya) seorang remaja cowok berusia 15 tahun yang merupakan sepupu tetangga penulis telah memiliki seorang anak. Ia ternyata telah menikah siri akibat pacaran yang terlampau bebas tanpa batas. Pacar Udin atau sekarang menjadi istrinya telah hamil saat Udin duduk di kelas 3 smpsaat itu. Kini udin dan istrinya duduk di kelas 1 SMA. Udin sendiri meruapakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak perempuan Udin berusia 18 tahun dan belum menikah. Adiknya masih duduk dikelas 3 sekolah dasar. Kedua orang tua Udin sama-sama bekerja. Penulis sendiri pernah tahu gaya berpacaran Udin yang sering mencium dan merangkul mesra pacarnya yang kini menjadi istrinya tanpa malu didepan umum. Bayangkan dimasa-masa yang seharusnya menjadi masa-masa remaja untuk berkembang, berteman dan mencari pengalaman untuk bekal masa depan harus mengurusi anak.

Akan lebih baik jika menikah muda idealnya setelah lulus dari bangku sekolah menengah atas (SMA). Menikah setealh lulus SMA dikatangan lebih baik karena usia tersebut sudah mampu menjalankan mahligai pernikahan, sudah bisa bertanggungjawab secara penuh terhadap keluarga serta anak, dan dapat mencari nafkah sesuai kemampuannya. Saat ini Udin dan istrinya masih sekolah seperti layaknya anak remaja lainnya. Entah pihak sekolah mengetahui status mereka atau tidak. Udin masih saja hobi berkumpul-kumpul bersama teman-teman sebayanya dan menghisap roko bareng. Terlihat sekali jika Udin masih belum merasa memiliki istri maupun anak. Perilaku remaja kita saat ini memang sudah kelewat batas. Sudah sepatutnya para orangtua juga turut andil untuk mengawasi anaknya. Paling tidak jika orang tua sibuk bekerja di kantor, luangkan waktu sebentar saja untuk berkomunikasi dengan anaknya. Jaman sudah canggih berkomunikasi tidak harus bertatap muka dirumah. Bisa dengan Skype dll.

Bagi para remaja pun juga harus tahu prinsip berpacaran yang positif. Janganserta merta jadian, salah seorang dari pasangan kita minta cium berlanjut ke raba-raba badan, berlanjut ke hubungan yang belum sepantasnya. Jadikanlah kegiatan pacaran sebagai ajang untuk penambah semangat mengukir prestasi baik akademik maupun non akademik. Bila kecil-kecil sudah jadi manten, tentu segudang cita-cita yang akan diraih menjadi terhambat karena berfokus mengurusi keluarga baru. Masa remaja perlu diisi dengan hal-hal yang berbau positif. Hindari hal-hal yang cenderung mengarah keaarah yang menjurus ke aktifitas seksual. Bila memiliki pacar yang mengajak kea rah aktifitas seksual lebih baik putuskan saja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline