Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Matoa, Flora Asli Bumi Cendrawasih yang Nikmat untuk Disantap

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1357224349743369564

[caption id="attachment_225683" align="aligncenter" width="300" caption="Pohon Matoa (Sumber : www.jengsali.wordpress.com)"][/caption] Saat berkunjung ke Papua Barat empat tahun lalu penulis sempat disuguhkan oleh seorang kerabat dengan buah-buahan yang jarang rasa-rasanya dijual di Supermarket ataupun dagang buah keliling pada umumnya.Sekilas agak mirip dengan buah kedondong dengat kulit hijau kecokelatan dan bentuknya agak oval. Kerabat disana menyebutnya dengan Buah Matoa. Matoa (Pometia Pinnata) merupakan merupakan tanaman khas Papua dan menjadi flora identitas Papua Barat. Saatpenulis menyantapnya dengan keluarga rasa buah ini seperti rambutan dan kelengkeng. Aromanya pun sedikit seperti durian. Rasanya manis dan lezat. Bisa juga diolah menjadi jus dan segar diminum sehabis melakukan aktifitas olahraga.

[caption id="attachment_225684" align="aligncenter" width="300" caption="Buah Matoa saat sudah dipetik dari pohon (Sumber : www.matoa.org.)"]

13572244381287426594

[/caption] Buah Matoa dalam sistem pengklasifikasian tanaman termasuk family Sapindaceae dan genus Pometia.Pohon Matoa termasuk pohon yang sangat besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm. Di Papua senditi pohon Matoa terdiri dari dua jenis yakni Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm

Karena pohon matoa hanya berbuah satu kali setahun harga buah ini agak sedikit tinggi. Cara membuka buah ini sangat mudah yaitu dengan memecahhkan kulit buah dengan tekanan dari ibu jari. Cangkangnya tidak terlalu keras dan terdapat selaput tipis pembungkus di dalamnya. Pohon Matoa dapat tumbuh pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Kelebihan pohon matoa jika kita membudidayakannya adalah pohon ini tahan terhadap serangga yang merusak buah matoa. Tanaman ini mudah diperbanyak/dikembangbiakkan melalui biji, dan cara lain seperti cangkok serta okulasi. Matoa tumbuh di daerah yang sejuk atau dengan kata lain lebih mudah tumbuh di daerah dataran tinggi, meskipun dapat pula tumbuh di dataran rendah.

Buah Matoa mengandung vitamin C dan E namun memiliki kandungan glukosa jenuh. Namun jika anda menggemari mengonsumsi secara berlebihan anda akan terasa agak kekenyangan. Kandungan vitamin C dalam buah matoa bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas dan bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kandungan vitamin E pada buah matoa dapat membantu meringankan stress, memberikan nutrisi pada kulit, serta meminimalkan resiko terserang penyakit kanker dan penyakit jantung koroner. Penulis sempat meilhat juga jika saat ini buah matoa juga hadir dalam bentuk cair yakni sudah dimodernisasi sebagai suplemen daya tahan tubuh. Walaupun sudah dimodernisasi, buah matoa lebih nikmat dikonsumsi setelah dipetik dari pohonnya. Selamat mencoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline