[caption id="attachment_217966" align="aligncenter" width="300" caption="Owner Joger Bapak Joseph Theodorus Wulianadi/Mr. Joger (Sumber :www.jualanbuku.com)"][/caption] Saat anda berlibur atau melakukan kunjungan kerja ke Denpasar Bali tidak lengkap rasanya jika tidak membeli oleh-oleh yang sudah umum dijual di pusat oleh-oleh khas Bali baik yang tradisional ataupun modern. Di Jogyakarta kita mengenal Dagadu sebagai pusat pabrik kata-kata. Di kawasan Jalan Raya Kuta terdapat sebuah Toko Pabrik Kata-Kata yang sangat unik sekali. Namanya adalah Joger. Sudah pernah mendengarnya? Kalo belum yuks simak permaparan penulis mengenai profil pendiri Joger dan kiat sukses Joger sehingga selalui ramai dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestic baik saat holiday maupun hari-hari biasa.
Saat kita memasuki areal Joger terdapat beberapa kata gaul yangtertera di tembok pintu masuk dan plang-plang pemebritahuan bahwa anda sudah berda di kawan Joger. Salah satunya seperti “GARING”, Belanja Tidak Belanja Tetap Thank You”. Sangat menarik sekali walaupun terkadang ada wisatawan yang berfikiran agak nyeleneh tulisan tersebut. Pak Joger atauyang memiliki nama asli Joseph Theodorus Wuliandi bapak dari dua putra ini yakni Dero Caksono dan Armand Setiawan bisa dibilang awet muda di umurnya yang mulai menginjak kepala enam ini. Pak Joger ini bisa dibilang awet muda sosoknya karena beliau selalu bersemangat atraktif,kocak namun tetap tegas,ujur serta apa adanya. Motto hidup yang membuat bisnis Joger bertahan hingga saat ini adalah “Lebih baik sedikit tapi cukup daripada banyak kurang”.
[caption id="attachment_217967" align="aligncenter" width="300" caption="Plang Toko Joger di Kawasan Jalan Raya Kuta (Sumber : www.blog.dibali.web.id)"] [/caption] Joger sendiri merupakan singkatan dari Jo+Ger. Jo adalah nama beliau sendiri yakni Joseph sedangkan GER adalah nama depan teman beliau yaitu Mr. GERhard Seeger yang pada tahun 1979 menghibahkan $20.000 sebagai hadiah pernikahan beliau dengan Ibu Ery Kusdarijati (Ibu Joger, tetapi kemudian atas izin Mr. Gerhard pada tahun 1981 uang tersebut dimanfaatkan untuk menambah modal kerja. Pak Joger yang merupakan warga asli Denpasar ini menepuh pendidikan di Sekolah Rakyat (Setara sekolah dasar pada waktu itu), SD dan SMP di Denpasar lalu lulus SMA St.Joseph (bernama Swastiastu pada waktu itu) tahun 1970. Sempat mengenyak perkuliahan di FE Universitas Widya Mandala Surabaya tetapi pada tahun 1973 mengikuti pendidikan di Jerman Barat tepatnya di Sekolah Perhotelan Hotelfashule (D Spesier,Bad Wiesse) sambil praktek kerja lapangan di bidang food and beverage Hotel Schwanen-Bernhaussen(dekat Stuggart). Di tahun 1976 beliau kembali ke tanah air dan sempat menjadi guide free lance bagi wisatawan asal Jerman.
Sekita bulan Juli 1980 dengan bekal modal uang Rp 500.000,Pak Joger memulai usaha di bidang batik dan kerajinan yang mengkhususkan diriuntuk menggarap pasar domestik dengan sistem pemasaran door to door. Mulai 19 Januari 1981,berkat dukungan berbagai pihak dan pinjaman gedung/took dari Ibu beliau (Anna Maria Kanginadi) dibukalah took pertama dijalan Sulawesi No.37 Denpasar dengan nama “Art & Batik Shop Joger”. Atas dukungan stakeholders pada tahun 1986 berhasil dibuka Art& Batik Shopkedua di Jalan Sulawesi 41 Denpasar. Tahun 1986 dengan hibah sebidang tanah dari ibu Mr Joger maka dibangun dan dibuka :Joger ketiga” yang diberi nama “Joger Handycraft Centre” di Jalan Raya Kuta. Tapi pada akhir tahun 1988,Pak Joger malah mengandaskan mimpinya menjadi konglomerat dan menutup 2 dari 3 toko oger yang pada waktu itu sangat profitable. Sejak itu pula Joger mengubah orientasi bisnisnya dari profit oriented menjadi happiness oriented.
Berdasarkan analisis dari segi marketing hal yang membuat Joger selalu mendatangkan banyak pengunjung karena bisnis yang ditekuni oleh Mr.Joger ini bersala dari kegemaran beliau mengolah kata-kata yang sederhana menjadi kreatif dan inovatif. Selain menjual baju khas Joger disini juga menjual souvenir seperti gelas,piring,jam,dan pernak-pernik khas Joger lainnya. Joger juga sudah mempatenkan usahanya sehingga tidak ada penjual yang berani melakukan plagiasi terhadap Joger. Berbeda dengan Dagadu di Jogyakarta banyak sekali dagadu yang dijual di took yang bukan benar-benar asli pembuat souvenir khas Dagadu. Hal yang uni kata-kata yang ada disouvenir yang dijual di Joger selalu berbeda dari waktu kewaktu. Posisi Toko Joger yang dekat dengan Bandara Internasional Ngurah Rai juga menjadikan keuntungan tersendiri untuk Joger. Karena wisatawan tidak perlu jauh-jauh untuk memperoleh souvenir unik khas Joger. Nah,menarik bukan? Jika anda memiliki bakat berwirausaha kembangkanlah,jangan takut gagal. Gagal adalah kesuksesan yang tertunda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H