Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Belajar Menjadi Pribadi Low Profile dari Sinetron Tukang Bubur Naik Haji

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1353510827697525264

[caption id="attachment_217483" align="aligncenter" width="300" caption="Para Pemain Tukang Bubur Naik Haji (Sumber : www.ocean-blu.blogspot.com)"][/caption] Sebenarnya penulis termasuk orang yang malas untuk menonton televisi apalagi jika tayangan yang disajikan di station televisi yang ada sangat membosankan apalagi dibumbui masalah yang jalan ceritanya tidak ada habisnya dan cenderung hanya bagus di awal cerita. Pemain sinetron pun jika kita cermati kebanyakan berwajah indo alias blesteran. Rata-rata berwajah tampan atau menarik dengan akting yang kurang apik untuk dilihat. Nah, dari kesemuanya itu ada tayangan yang menurut penulis dapat dikategorikan sebagai tayangan keluarga yang layak untuk ditonton dan banyak hikmah yang dapat kita peroleh dari tayangan tersebut adalah sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang tayang disalah satu stasiun televisi swasta.

Mungkin banyak yang sudah tahu judulnya yakni Tukang Bubur Naik Haji. Sinetron yang pada awalnya hanya tayang sekali habis ini saat ini dibuatkan mini serie bersambung sehingga bisa terus ditonton pemirsa lewat layar karya. Pada awalnya sinetron ini ditayangan di bulan Ramadhan. Karena rating dan antusiame pemirsa akan jalan cerita awal penayangan bagus maka akhirnya dibuatlah mini serienya. Sinetron ini mengambil setting tentang kehidupan Haji Sulam seorang tukang bubur yang sukses berjualan bubur dan mampu untuk naik haji hingga sekarang bisa berhaji sampai tiga kali versi sinetron mini seri. Haji Sulam digambarkan sebagai seorang tokoh protagonist yang didalam kehidupannya tidak neko-neko,berperilaku santun, tidak segan menolong seorang yang kurang mampu dan suka beramal.

Dalam serial sinetron ini yang menjadi tokoh antagonis adalah Haji Mohidin. Karakter yang digambarkan dari seorang Haji Mohidin adalah sosok yang sombong,suka pamer,suka dipuji,tidak ikhlas membantu seseorang yang membutuhkan uluran tangan,keras kepala dan suka mencari gara-gara entah itu tidakterima jika Haji Sulam mendapatkan rejeki sampai memfitnah Haji Sulam. Terkadang Haji Mohidin juga suka memamerkan diri bahwa dirinya telah naik haji tiga kali. Namun, tentu saja setiap kejahatan pasti akan mendapat balasan dari Tuhan (Allah swt), namun balasan dari Allah swt belum mampu menyadarkan Haji Mohidin yang memiliki karakter kurang pantas ini.

Cerita yang dibangun dalam serial Tukang Bubur Naik Haji disetting disebuah desa yang bercorak kebudayaan Betawi seperti Si Doel Anak Sekolahan namun dengan konsep modern. Sinetron ini tidak memasang artis yang blesteran indo seperti kebanyakan sinetron. Sebut saja Mat Solar yang dahulu ngetop dengan sitcom Bajaj Bajuri yang memerankan Haji Sulam. Meskipun Haji Sulam selalu didzalimi oleh Haji Mohidin,namun Haji Sulam tidak membalasnya dengan kata-kata kasar melainkan dengan menasehati dengan memetik ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Rassul. Para penonton dari layar kaca pun rasanya tidak akan pernah bosan karena setiap harinya banyak cerita dan karakter baru akan hadir sehingga tayangan ini kian segar. Sinetron Tukang Bubur Naik Haji dapat dijadikan referensi menonton televisi bersama keluarga di rumah ketika santai bersama-sama. Selamat Menonton,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline