Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Lulusan Luar Negeri Kok Nganggur?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis merupakan lulusasn salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di suatu kota yang ada di Indonesia. Penulis diterima di perguruan tinggi ini melalui jalur penerimaan jalur prestasi akademik. Kebetulan saat duduk dibangku sekolah menengah atas (sma), penulis aktif ikut olimpiade yang diselenggarakan di kota penulis. Penulis juga aktif di kegiatan ekstakulikuler kelas jurnalistik, teater, dan kelas penyiar radio. Dengan tiga ekstrakulier ini juga penulis sering meraih kesempatan untuk mengikuti ajang perlombaan antar sekolah. Beberapa kali pernah menyandang juara tiga besar maupun harapan. Balik lagi cerita saat duduk di bangku perkuliahan ya. Di tempat penulis menuntut ilmu fasilitas yang penulis dapatkan dengan membayar uang SPP setiap semesternya yakni Rp 772.000 ini adalah kelas ber-AC, tempat duduk yng nyaman, kantin yang bersih, lokasi parkir kendaraan yang luas, akreditasi fakultas yang sudah sangat baik yakni A, dosen yang berkompeten dan bersahabat dengan mahasiswa, kurikulum mata kuliah yang mengikuti perkembangan zaman, bimbingan saat skripsi oleh dosen yang baik,sampai ilmu pengetahuan yang sangat luar biasa.

Saat ini penulis sedang dalam proses untuk kontrak kerja dengan sebuah perusahaan perbankan yang ada di kota penulis, Penulis juga lulus dengan indeks prestasi kumulatif diatas tiga koma sekian. Penulis sangat bangga dan bahagia sekali berkuliah di perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia. Perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia sudahn sangat layak dan patut kita acungi jempol. Berbeda dengan teman penulis saat duduk di bangku sekolah menengah pertama bernama Suwandi (bukan nama sebenarnya). Ia lebih memilih menuntut ilmu di negeri kangguru. Selain karena orang tua Suwandi adalah konglomerat, menurutnya Pendidikan di Australia sangat prestisius dan apabila ia ingin melamar kerja akan dengan cepat diterima oleh perusahaan. Ia juga berpandangan bahwa lulusan luar negeri akan digaji dengan nilai yang fantastis serta cepat kaya. Betulkah?

Survey Membuktikan

Suwandi kini telah menyandang gelar sarjana yang ia dapatkan dari Australia dan telah pulang ke Indonesia. Namun, apa yang terjadi? Ketika penulis tidak sengaja berhubungan dengan Suwandi lewat facebook, dank ala itu penulis tanyakan apakah ia telah diterima oleh perusahaan yang akan memberikan dirinya gaji berjuta-juta. Ia pun mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang menganggur dan masih melamar dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Ternyata teori yang pernah ia ucapkan kepada penulis belum terbukti. Lulusan luar negeri belum tentu cepat terserap oleh dunia kerja. Sebenarnya hal yang menentukan seseorang untuk cepat diterima di dunia kerja adalah softskill seseorang seperti cara berkomunikasi, dapat berkerja dalam tim, dapat bekerja dalam tekanan, dan cekatan ketika menghadapi suatu permasalan yang segera membutuhkan pemecahan. Hal yang pasti perlu kita ingat baik-baik adalah dimanapun kita menuntut ilmu baik di negeri sendiri maupun negeri tetangga hendaklah kita dapat mengembangkan potensi diri kita, Bila hanya mengandalkan nama baik almamater kuliah, itu belum 100% akan menjamin kita cepat diterima kerja.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline