Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Belum Pengumuman Kelulusan UN, Seragam Sekolah Sudah Penuh Coretan

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13977063341868339197

Hari Rabu kemarin (16/4) 2014 merupakan hari terakhir digelar ujian nasional yang serentak dilakukan diseluruh Indonesia bagi pelajar yang duduk dibangku kelas 3 SMA. Beban psikologis siswa kelas 3 selama tiga hari telah sirna. Wajah-wajah bahagia penuh senyum mulai mengembang tatkala mata pelajaran terakhir dikerjakan. Selama berbulan-bulan para siswa kelas 3 sma ini belajar dengan giat dan tekun agar bisa mengerjakan seluruh soal yang diujikan, mendapatkan nilai yang baik, dan juga tentunya dinyatakan lulus oleh sekolah mereka masing-masing menuntut ilmu. Ada beberapa sekolah yang telah yakin dan mematok angka 100% kelulusan di sekolah mereka. Ada juga beberapa sekolah yang ragu sekolah mereka bisa meluluskan para pelajar kelas 3 sma sdengan persentase 100%. Hal itu semua kembali lagi Kediri masing-masing siswa dalam mengerjakan soal-soal ujian nasional. Para siswa kelas 3 SMA ini saat ini dapat bernafas dengan lega. Selagi menunggu pengumuman ujian nasional di beberapa sekolah juga kemudian mengadakan ujian praktek dan ujian sekolah untuk mata pelajaran yang tidak diujikan saat ujian nasional.

Berakhirnya perhelatan ujian nasional bagi anak kelas 3 sma di semua provinsi di Indonesia disikapi berbeda-beda. Bagi para siswi banyak yang menagis terharu memeluk teman-temannya. Ada juga yang melakukan sujud syukur bagi mereka yang menganut ajaran agama Islam. Ada juga yang melakukan doa bersama di Aula yang dipimpin oleh para guru di sekolah. Namun, dari beberapa ekspresi kegembiraan dapat menyelesaikan soal ujian nasional ada saja para siswa yang mengekspresikannya kurang tepat yaitu dengan mencorat-coret pakaian seragam mereka dengan tinta cat semprot, dengan spidol warna-warni, cat air, cat minyak dan tinta berwarna. Padahal mereka belum mengetahui nasib mereka selanjutnya. Mungkin bagi yang lulus nantinya akan bersorak-sorak. Lalu bagaimana yang tidak dinyatakan lulus? Pakaian seragam mereka sudah penuh warna-wani tinta yang tidak akan bisa dihilangkan. Mungkin kondisi mereka yang tidak lulus ini akan seperti menerimamimpi disiang bolong.

Mencorat-coret pakaian seragam setelah ujian nasional penulis katakana tidak baik. Alasannya karena seragam sekolah mereka apabila mereka lulus akan digunakan kembali saat prosesi cap tiga jari ijzah sekolah. Kemudian, apabila mereka ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tentunya saat tes berlangsung panitia universitas akan menginfokan para peserta tes masuk perguruan tinggi menggunakan seragam sekolah para siswa sma tersebut. Baju seragam mereka juga bisa disumbangkan ke adik-adik di pelosok Indonesia yang tidak memiliki seragam sekolah SMA. Menyumbangkan pakaian akan jauh lebih bermanfaat ketimbang mencoretinya dengan tinta. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi adik-adik penulis yang duduk dikelas tiga SMA yang belum mencoreti pakaian seragam mereka setelah berakhirnya ujian nasional.

[caption id="attachment_320289" align="aligncenter" width="300" caption="Budaya corat-coret baju dikalangan anak SMA seblum pengumuman UN (Sumber :Dok.Pri)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline