Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Logika Berpikir Saat Seseorang Mempromosikan Organisasi Eksternal Kampus di Kalangan Mahasiswa

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis aktifdibanyak organisasi dari mulai duduk dibangku sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, kuliah hingga saat ini bekerja. Kebetulan salah satu organisasi penulis dimana penulis menjadi anggotanya. Kebetulan saat ini organisasi penulis ini sedang akan melakukan kegiatan pelatihan kepemimpinan. Latihan kepemimpinan ini rutin diadakan setiap tahunnya. Para peserta yang dicari juga dari kalangan mahasiswa dan juga pemuda yang memiliki semangat untuk membangun negara Indonesia. Penulis menjadi panitia didalam kegiatan pelatihan kepemimpihan dan mendapatkan mandate sebagai sie humas. Rincian tugas sebagai sie humas adalah mempromosikan kegiatan kepemimpinan agar banyak peserta yang berminat. Sebagai panitia sie humas penulis memiliki banyak cara karena kebetulan pendidikan penulis berlatar belakang jurusan pemasaran.

Nah, di universitas penulis juga ada organisasi keagamaan yang anggotanya para mahasiswa dari berbagai fakultas. Organisasi ini juga menanungi organisasi keagamaan yang ada di setiap fakultas. Penulis juga sangat kenal dengan kawan-kawan pengurus di organisasi keagamaan tingkat universitas. Karena penulis juga akrab , maka penulis juga tak ada salahnya berpromosi dengancara yang sopan mengenai kegiatan latihan kepemimpinan yang penulis terlibat menjadi panitia didalamnya. Saat mengirim informasi di grup blackberry messenger ada salah satu anak baru dipengurus organisasi keagamaan tingkat universitas dengan nada ketus dan kurang sopan bahwa penulis dilarang mengirim informasi kegiatan positif yang penulis adakan. Selain itu juga ia menagatakan bahwa ini lahan organisasinya.

Penulis tidak marah dan ambil pusing mengenai kejadian yang tidak enak ini. Malah salah satu pimpinan tertinggi organisasi keagamaan tingkat universitas ini meminta maaf kepada penulis. Sangat disayangkan sekali cara pandang oknum pengurus organisasi keagamaan tingkat universitas yang berpikir sempit ini. Mungkin ia takut anggotanya bergabung di organisasi ekternal kampus yang penulis ikuti. Padahal semestinya ia tidak boleh mengekang seseorang dan membiarkan siapa saja untuk bergabung karena organisasinya jugasudah ada secara nasional. Kelakuan oknum pengurus ini juga mencerminkan bahwa ia tidak paham betul pasal 28 UUD 1945 yang isinya kebebasan seseorang untuk berserikat dan berkumpul. Rugi bergabung menjadi anggota organisasi tetapi tidak paham cara berperilaku organisasi yang santun.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline