Kota Surabaya memiliki daya magnet tersendiri sebagai daerah kunjungan pariwisata. Meskipun saat ini Surabaya terutama di daerah kawasan Jalan Dr.Ir Soekarno atau Middle East Ring Road (MERR) banyak dipenuhi pembangunan gedung-gedung tinggi untuk dibuat Hotel dan Apartemen semakin banyak. Pesona Kota yang dipimpin oleh Walikota Ir Tri Rismaharini,MT ini sungguh sangat luar biasa. Apalagi obyek wisata di Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan ini tidak pernah bosan untuk dikunjungi. Beberapa waktu yang lalu penulis melakukan liburan seorang diri ke Kota Surabaya. Liburan kali ini memang penulis sempatkan untuk melepas penat dari rutinitas sehari-hari dan melepas lelah. Kota Surabaya memiliki banyak destinasi pariwisata menarik. Tetapi yang paling banyak media soroti adalah Kebun Binatang Surabaya (KBS) saja yang diliput lantaran banyak satwa koleksi KBS yang sering mati secara misterius. Padahal jika kita lebih cermati destinasi di Kota Surabaya tidak hanya KBS.
Destinasi Wisata yang penulis kunjungi pertama kali saat di Kota Surabaya adalah Jembatan Suramadu. Jembatan Suramadu adalah Jembatan yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Pulau Madura.Jembatan yang dibangun diera kepemimpinan Presiden Yudhoyono tersebut bisa dilintasi dengan kendaraan roda dua dan empat. Penulis yang jalan-jalan ke Jembatan Suramadu dibonceng dengan kendaraan roda dua oleh kawan penulis bernama Dito Hutama. Untuk melintas dengan kendaraan roda dua dari Kota Surabaya ke Pulau penghasil garam ini hanya dikenakan biaya Rp 3.000. Menurut kawan penulis Jembatan Suramadu jika dilihat saat malam hari sangat indah karena lampu sorot yang diarahkan ketengah jembatan seperti membuat jembatan iniseperti Jembatan di Kota San Fransisco, Amerika Serikat. Jarak tempuh dari Kota Surabaya ke Pulau Madura dengan menggunakan kendaraan roda dua kurang lebih 20 menit saja dengan kecepatan sedang. Sesampainya di Pulau Madura penulis banyak melihat warga asli Pulau Madura membuka banyak kios yang menjual makanan seperti krupuk dan jajanan tradisional. Mainan masa kecil seperti layangan burung yang terbuat dari kain juga banyak dijajakan disana.
[caption id="attachment_346182" align="aligncenter" width="300" caption="Megahnya Jembatan Suramadu (Sumber : Dok.Pri)"][/caption]
[caption id="attachment_346191" align="aligncenter" width="300" caption="Indahnya Jembatan Suramadu (sumber : dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_346193" align="aligncenter" width="300" caption="Warga Madura membuka kios didekat Jemabatan Suramadu Pulau MAdura (Sumber : Dok.Pri)"]
[/caption]
Puas menikmati Jembatan Suramadu dan menikmati pemandangan laut sekita kemudian penulis melanjutkan ke daerah destinasi pariwisata lainnya. Kawan penulis ini memberikan alternatif kunjungan wisata. Penulis melakukan kunjungan wisata religi di Kota Surabaya. Penulis berkunjung ke salah satu penyebar ajaran agam Islam di Pulau Jawa. Penulis berkunjung ke Makam Sunan Ampel. Kawasan wisata religi Sunan Ampel terletak di Jalan Nyamplungan Surabaya. Wisata religi makam Sunan Ampel tidak pernah sepi dari para peziarah baik itu warga Kota Surabaya sendiri maupun warga dari luar Pulau Jawa. Kata kawan penulis Makan Sunan Ampel akan sangat membludak manakal tiba malam Jumat. Untuk berkunjung ke Makam Sunan Ampeltidak dikenai biaya masuk dan disarankan untuk menggunakan kendaraan roda dua berhubung area parkir yang terbatas.
Untuk masuk ke Makan Sunan Ampel, kita harus memasuki kawasan pemukiman penduduk. Uniknya rata-rata penduduk yang tinggal di kawasanMakan Sunan Ampel banyak yang berjualan pernak-pernik layaknya suasana Bulan Ramadhan seperti Pakaian Gamis, Hijab, Buah Kurma, Tasbih, Al-Qur’an 30 Juz, Tafsir Al-Qur’an, Sejarah Wali Songo,roti maryam, dan masih banyak lagi, Suasana religi di sekitaran makam begitu kental terasa. Sebelum berkunjung ke Makan Sunan dari rumah-rumah penduduk sekitar, penulis dan kawan penulis menyempatkan untuk menunaikan Shalat Dzuhur di Masjid Sunan Ampel. Masjid ini juga dibangun pada masa Sunan Ampel berdakwah di Jawa Timur. Arsitektur kayu untuk tiang penyangga Masjid masih dijaga keasliannya.
Selain makan Sunan Ampel, disini juga ada beberapa makam yang juga turut diziarahi yaitu Makam Nyai Condrowati, Makam Mbah Bolong,dan Makam Mbah Asy’ari. Di dekat Makam Sunan Ampel ada beberapa Gentong besar yang airnya berasal dari sumur setempat. Banyak peziarah yang membawa botol air mineral kosong dan jeringen hanya untuk mengambil untuk langsung diminum atau untuk dijadikan oleh-oleh. Konon menurut salah satu peziarah yang sempat penulis wawancarai barang siapa yang meminum air sumur ini akan dilancarkan rezeki dan jodohnya. Penulis mencoba untuk meminum seteguk air sumur ini dan membasuh muda penulis. Rasa airnya sangat segar dan lumayan melepaskan dahaga dari panasnya kota Surabaya yang mencapai 34 derajat Celcius.
[caption id="attachment_346194" align="aligncenter" width="300" caption="Papan nama memasuki kawasan wisata religi sunan ampel"]
[/caption]
[caption id="attachment_346195" align="aligncenter" width="300" caption="Warga yang tinggal di seputaran Makam Sunan Ampel yang membua kios bernuansa Ramdhan (Sumber : Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_346197" align="aligncenter" width="300" caption="Arsitektur Masjid Sunan Ampel (Sumber : Dok.Pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_346199" align="aligncenter" width="300" caption="Gentong air yang dipercaya bisa membawa berkah (Sumber :dok.pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_346200" align="aligncenter" width="300" caption="Makam Mbah Bolong (sumber : Dok.pri)"]
[/caption]
[caption id="attachment_346205" align="aligncenter" width="300" caption="Makam Sunan Ampel, hanya bisa mengabadikan papan nama karena larangan untuk mengambil gambar di makan sunan ampel (sumber : dok.pri)"]
[/caption]
Untuk masuk ke makasm sunan Ampel, peziarah harus membuka alas kaki. Bagi peziarah yang lupa melepas alas kaki maka kita siap-siap ditegur oleh pengelola Makam Sunan Ampel. Karena ada aturan yang tidak memperbolehkan mengabadikan makam Sunan Ampel maka penulis hanya bisa mengabadikan papan nama makan Sunan Ampel. Berada di dekat Makam Sunan ampel aura tenang dan damai begitu melekat di hati peziarah. Lantunan ayat suci Al-Qur’an mengalun sangat merdu dari parapeziarah. Peziarah sudah disediakan Ratusan Al-Quran dan buku Surat Yasin lengkap dengan teks bahasa Indonesia. Penulis dan kawan penulis turut membaca Surat Yasin didekat makam Sunan Ampel. Makam Sunan Ampel dibatasi oleh sebuah besi fungsinya agar peziarah tidak mengambil tanah dimakam Sunan Ampel karena takut dianggap sebuah perbuatan menyekutukan Allah swt.
Perjalanan selanjutnya masih seputaran wisata religi di Kota Surabaya. Penulis berkunjung Ke Masjid Muhammad Cheng Ho di Jalan jaksa Agung Suprato Surabaya. Masjid yang dibangun oleh warga muslim keturunan Tionghoa ini diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia Bapak Prof. Said Agil Husin Al Munawar,MApada tahun 2003. Masjid ini bersampingan dengan sebuah sekolah swasta yang mayoritas siswanya muslim keturunan Tionghoa. Disini kita juga dapat melihat prasasti dalam tiga bahasa mulai bahasa Ingris, China, dan Indonesia mengenai sejrah pelayaran laksamana Cheng Ho yang tersohor di seluruh dunia.. Arsitektur Masjid tentunya ada sentuhan alukturasi budaya negeri China. Atap Masjid menyerupai Kuil dan Pagoda. Ada juga kolam ikan yang terdapat miniature Kapal Laksamana Cheng Ho. Ukuran Masjid tidak terlalu besar. Penulis taksir dapat menampung 100 jamaah Masjid. Tapi di depan Masjid ada lapangan Basket yang begitu luas. Perjalanan hari inipenulsi tutup dengan makan siang bersama kawan penulis.
[caption id="attachment_346212" align="aligncenter" width="300" caption="Masjid Muhammad Cheng Hoo (Sumber : Dok.Pri)"]
[/caption]