Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Telemarketing Asuransi Efektifkah?

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua hari ini telepon rumah penulis sering bordering. Biasanya jarang sekali telepon rumah berdering dikarenakan semua penghuni rumah sudah menggunakan ponsel dan hanya sesekali menggunakan telepon di rumah. Kebetulan yang mengangkat telepon di rumah adalah Bunda yang seorang ibu rumah tangga. Bunda pikir telepon yang bordering ini adalah dari sanak saudara atau handai tauladan yang tinggalnya lintas pulau dengan kediaman penulis. Ternyata yang menelpon ke rumah penulis adalh sebuah perusahaan asuransi yang bekerja sama dengan sebuah Bank terkemuka di Indonesia.Agen Asuransi ini menelpon kerumah karena Bunda merupakan salah satu nasabah di Bank yang menabung disana walaupun tidak banyak tak sampai sepuluh juta rupiah. Agen Asuransi ini juga mengenalkan namanya sebut saja Budi kepada Bunda penulis.

Setelah agen asuransi ini berbasa-basi dengan Bunda penulis sampailah pada akhirnya si agen asuransi tersebut melancarkan jurus mautnya dengan menawarkan produk-produk asuransi yang perusahaannya miliki serta keunggulannya dengan perusahaan asuransinya. Karena menurut Bunda penulis saat ini asuransi belum begitu penting untuk digunakan dan masih banyak kebutuhan hidup lainnya yang membutuhkan banyak pengeluaran akhirnya Bunda menolak secara halus penawaran agen asuransi tersebut.Bunda pun akhirnya menutup telepondari aen asurani ini. Keesokan harinya Bunda melalui telepon rumah kembali dihubungi agen asuransi yang menawarkan produk unggulan perusahaannya. Kali ini agen asuransinya berbeda dengan yang kemarin. Sebut saja Melati nama agen asuransi ini karena yang menelpon sekarang adalah wanita. Dengan halus Bunda kembali menolak tawaran agen asuransi ini.

Agen asuransi ini lebih gigih dari agen yang sebelumnya dengan segala bujuk rayunya sampai pada akhirnya Bunda kesal. Sebabnya si agen ini mengatakan bahwa lebih baik Bunda ikut asuransi karena kita tidak tahu usia manusia sampai dimana. Secara tidak langsung si agen ini mendoakan Bunda supaya dirinya cepat meninggal baru dana asuransi bisa diterima. Dan akhirnya Bunda pun mengatakan bahwa ia sama sekali tidak tertarik dengan asuransi. Bunda mengatakan bahwa bila tiba waktunya semua manusia akan meninggal. Setelah ituagen asuransi ini tetep keukeuh agar bunda bisa ikut asuransi. Ia juga meminta nomer ponsel ayah untuk ditawarkan polis asuransi. Bunda tidak memberikan nomer ponsel Bunda karena nomer ponsel ayah adalah privacy.

Dari sinidapat penulis simpulkan bahwa telemarketing asuransi tidak begitu efektif sebab calonnasabah yang akan ditawarkan polis asuransitidak secara detail mengatahui produk asuransi karena hanya berupa ucapan dan tidak disertai tahapan-tahapan dan klaim apa saja yang bisa terpenuhi dengan mengikuti asuransi yang ditawarkan. Telemarketing asuranis juga menita banyak waktu calon nasabah yang ditelpon karena nasabah keburu telinganya panas digagang telepon rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline