Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Harmoni di Pulau Menjangan

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemilau pasir putih menemani deru angin khatulistiwa

Kicauanburung dari tanah surga berpantulan menggema di angkasa raya

Rimbunan pohon berkerumun membentuk gugusansaling beradu kerindangan

Kemolekan Menjangan mempesona pandangan jutaan mata jiwa petualang

Sejengkal tanah Dewata berbagi di ujung Nusantara

Lautan biru membentang, membisikkan sebuah kenangan

Warna-warni koral berpadu dalam harmoni riak gelombang

Pasukan ikan menari, merayu, berpose malu-malu saling pandang dikeheningan menjangan

Tak lebih elok dari Atlantis dongeng masa lalu

Penyelam gagah berani menelusuri setiap jengkal rahasia surga bawah laut

Barisan terumbu karang , menguji nyali, menunggu insan pemberani

Meneropong alam bebas, menarik semua imajinasi liar ,menjadi penghuni abadi menjangan

Sejenak berkhayal, bermetafora merajut asa menjadi sang raja lautan

Aura pulau menjangan menggetarkan jiwa di Bumi milik Sang Hyang Widhi Wasa

Bibir tak hentinya berucap takjub, sekonyong-konyong terbius,

tersihir untaian harta di muara samudra

Lalu, para bule tak sabar menerjunkan diri, mengambil ancang- ancang, memulai hitungan

mundur, segera meluncur seirama arus laut.

gelembung-gelembung oksigen menyeruak gaduh

anemon laut bergoyang indah bak biduan

bintang lautrupanya ingin menjadi primadona diantara atraksi fantasi menjangan

sang surya pun tak mau kalah, ikut menembus menjangan dari atap langit dibalik awan

bingkai keindahan negeri seribu pura terbalut dalam Tri Hita Karana

urat nadi pulau tanpa penghuni , mendamaikan hati, menggaungkan kesunyian

Menjangan, tak kan lekang oleh zaman, bertabur hiasan ciptaan Tuhan

Denpasar, 30 Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline