Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Mengedukasi Masyarakat Dampak HIV/AIDS Bukan dengan Membagikan Alat Kontrasepsi

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hari ini (1/12) 2014 diperingati sebagai hari HIV/AIDS sedunia (World AIDS Day). Banyak kegiatan yang dilakukan oleh beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM), Rumah Sakit, Komunitas anak muda peduli AIDS, dan kalangan mahasiswa/pelajar untuk memperingati nama sebuah penyakit yang telah merenggut nyawa banyak manusia ini.Ada yang memperingati hari AIDS dengan membagikan selebaran mengenai cara penularan penyakit yang menyerang imunitas tubuh ini di pusat fasilitas public. Ada yang membuat seminar kesehatan dengan mengundang masyarakat yang awam mengenai penyakit ini dan langsung mengundang para ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Ada yang melakukan kegiatan amal untuk membantu kehidupan para ODHA. Kegiatan yang paling sering dilakukan adalah penyuluhanke sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Penyuluhan yang menyasar para remaja smp dan sma ini untuk memberikan informasi yang benar mengenai penyakit HIV/AIDS.

Penyakit HIV/AIDS dapat dicegah dengan menerapkan prisnsip ABCDE. Prinsip yang pertama adalah Abstinence yang artinya tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Prinsip Abstinence ini menjaga seorang para pemuda dan gadis untuk bisa menjaga keperjakaan dan keperawanan mereka dan hanya melakukan hubungan seksual saat sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Prinsip yang kedua adalah Be Faithfull yang artinya setia pasanngan. Maksudnya adalah sepasang suami istri hanya melakukan hubungan seksual dengan pasangan sahnya dan bukan dengan orang lain. Namun, saat ini banyak remaja kita yang belum ada ikatan pernikahan sudah melakukan hubungan seksual bahkan dengan berganti-ganti pasangan. Prinsip yang ketiga adalah Condom dimana apabila ingin melakukan hubungan suami istri dengan pasangan yang belum sah ada baiknya menggunakan alat kontrasepsi.

Penggunaan alat kontrasepsi adalah tindakan preventif untuk mencegah bibit HIV/AIDS. HIV/AIDS dapat menular melalui cairan alat kelamin laki-laki maupun wanita. Prinsip yang keempat adalah Don’t Inject maksudnya adalah penularan penyakit HIV/AIDS menular melalui jarum suntik. Penderita yang terkenan HIV/AIDS melalui jarum suntik adalah mereka yang seorang pemakai barang haram semisal narkoba. Prinsip yang kelima adalah Education yang maksudnya adalah memberikan pengetahuan yang benar dan tepat kepada masyarakat mengenai cara penularan penyakit ini dan membuat masyarakat sadar betapa bahayanya penyakit ini.

Ada sebuah tindakan yang kurang tepat dalam rangka memperingati hari HIV/AIDS pada tanggal 1 Desember yaitu membagi-bagikan alat kontrasepsi berupa kondom secara gratis. Membagikan kondom secara cuma-cuma sama dengan mengajak seseorang untuk melakukan aktifitas seksual secara bebas. Bila dilakukan dengan pasangan yang sah menggunakan kondom adalah sesuatu yang tidak dipermasalahkan. Apabila dilakukan dengan pasangan yang tidak sah tentunyabisa dilakukan dengan bergonta-ganti pasangan dan resiko terkena penyakit ini semakin terbuka lebar. Kondom tidak menjamin seseorang bisa bebas terkana HIV/AIDS. Bisa saja kondom yang digunakan bocor dari sanalah bisa timbul penyakit ini. Ada baiknya tidak melakukan aktivitas sekssual sebelum menikah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline