Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Catatan Hari Penyandang Disabilitas Dunia

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini (3/12) 2014 bukanlah tanggal merah yang menandakan hari libur nasional. Banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa hari ini ada hari yang sangat penting bagi saudara-saudara kita yang menyandang disabilitas. Hari ini merupakan hari penyandang disabilitas dunia dan merupakan sebuah momentum untuk memberikan pengertian kepasa masyarakat bahwa penyandang disabilitas memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan mereka yang memiliki fisik yang lengkap. Penyandang disabilitas sendiri rata-rata mereka yang menyandang tuna netra, tuna wicara, tuna rungu, tuna grahita, dan tuna daksa. Terkadang ada segelintir masyarakat yang menganggap bahwa penyandang disabilitas tidak bisa beraktifitas selayaknya orang yang memiliki fisik lengkap.

Dalam suatu agenda workshop kewirausahaan yang penulis ikuti 2 tahun lalu di Bank Indonesia kebetulan pada saat itu ada hiburan yang berbeda pada umumnya. Ternyata hiburannya adalah sekelompok anak-anak usia sekolah dasar yang menyandang tuna rungu mampu menarikan tari legong keratin (tari bali) dengan aba-aba dari gurunya dengan sangat mahir dan sungguh penulis dibuat takjub. Melihat kemampuan para adik-adik penyandang tuna rungu ini dapat kita lihat bahwa ditengah keterbatasan yang mereka miliki, Tuhan memberikan sebuah kelebihan yang dapat menjadi semangat untuk terus maju menatap masa depan.

Hanya saja untuk mencari lapangan kerja di sektor formal porsi bagi saudara-saudara disabilitas masih sangat kecil. Contohnya saja penerimaan pegawai negeri sipil hanya 10 persen saja penyandang disabilitas diserap menjadi tenaga kerja. Padahal jika diberdayakan diperusahaan dan diberikan training bekerja yang baik , para penyandang disabilitas dapat bekerja dengan maksimal. Penyandang tuna netra tak lantas identik dengan profesi tukang pijat. Tuna netra bisa diserap di perusahaan sebagai misalnya profesi telemarketing, recepcionist,, bagian umum dan lain sebagainya. Penyandang disabilitas bukan seseorang yang harus dinomerduakan. Mereka juga memiliki keahlian dan dapat bekerja layaknya mereka yang memiliki fisik yang lengkap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline