Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Kemoterapi Tak Menyurutkan Semangat Kawanku

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) memiliki kawan-kawan baik yang selalu kompak dalam pemikiran dan juga sering jalan-jalan bersama. Kawan-kawan yang sangat luar biasa ini adalah Farendi, Septian, Ade, Mustika, dan Adi. Mereka berlima adalah kawan-kawa yang selalu ada dikala sedih dan senang. Belajar kelompok pun sering kami lakukan hingga nilai akademik di sekolah saat mendapatkan buku raport hasilnya cukup memuaskan dan membanggakan. Perkawanan kami masih berlangsung hingga lulus sekolah menengah atas (SMA). Meskipun Dua orang dari kami harus melanjutkan studi ke Ibukota tak lantas memutuskan komunikasi kami. Kami juga pernah mengunjungi dua orang kawan kami di Jakarta. Kebetulan salah seorang kakak dari kawan kami yang bernama Faredi pada tahun 2011 melangsungkan pernikahan. Kami semua diundang untuk menyaksikan perhelatan resepsi kakak dari kawan kami Farendi.

Perkawanan kami terus berlanjut hingga lulus dibangku pendidikan perkuliahan. Penulis paling seirng bila hang out bersama dengan Adi karena rumah nenek Adi sangat dekat dengan kami. Setahun belakangan komunikasi kami terputus lantara penulis sangat sibuk dalam pekerjaan dansmart phone penulis terkena musibah dan tidak bisa diperbaiki. Nomer telepon Adi dan semua kawan-kawan penulis hilang. Untunglah ponsel penulis masih menyimpan nomer kawan penulis yang bernama Adi ini. Adi memiliki hobi selalu berganti nomer ponsel. Penulis sempat berpikir bahwa nomer ponsel Adi di nomer onsel penulis yang lagi satu bia tersambung ke ponsel Adi. Ternyata Adi masih bisa dihubungi dengan nomer ponsel yang lama.

Awalnya penulis menelpon sebanyak dua kali namun tidak diangkat. Kemudian ada sebuah nomer berbeda dari nomer yang penulis hubungi menelpon bali. Ketika penulis angkat ternyata itu merupakan suara Adi dan ia mnegatakan bahwa menggunakan nomer telepon kantor. Penulis menanyakan kabar dari Adi. Penulis mendapatkan kabar yang kurang mengenakkan dari Adi. Ternayata ia baru saja melakukan operasi kanker di kakinya dan saat ini sedang rutin melakukan kemoterapi. Penulis sangat kaget mendengar kabar ini. Padahal Adi adalah sosok seorang kawan yang hampir jarang terkena sakit bahkan fisiknya lebih kuat dari penulis. Usut punya usut ternyata Ibunda Adi juga pernah terkena kanker yaitu kanker payudara.

Hingga detik ini penulis belum bertemu dengan kawan penulis yang bernama Adi. Lantaran ia sangat sibuk bekerja yang berhubungan dengan pengurusan imigrasi para ekspatriat. Dari suara via telepon penulis ketahui bahwa kondisi Adi sepertinya masih baik-baik saja . Semoga kawan penulis ini memang benar kondisinya sudah membaik. Dari informasi yang penulis baca di internet, seseorang yang mejalani kemoterapi rambut di kepala akan mengalami kerontokan yang akut. Penulis hanya bisa berdoa mudah-mudahan sel kanker yang dialami Adi bisa hilang dan tidak akan menyebar kemana-mana.Amien

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline