Lihat ke Halaman Asli

Herdian Armandhani

Pemuda yang Ingin Membangun Indonesia Melalui Jejaring Komunitas

Valentine Day: Budaya Merusak Anak Muda Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini di jejaring sosial yang penulis ikuti mulai dari facebook, whatsapp, dan line banjir dengan sebuah tautan gambar dimana setelah dibuka ada sebuah gambar yang membuat dada sangat sesak. Bagaimana tidak sesak di gambar tersebut menunjukan sebuah mini market 24 jam yang menjual paket coklat dalam rangka hari valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari. Tapi bukan sembarang coklat yang dijual melainkan diisi dengan sebuah paket alat kontrasepsi (dibaca : kondom) sebuah merek terkenal. Tindakan mini market ini yang menjual coklat dengan paket alat kontrasepsi secara tidak langsung menganjurkan anak muda kita di Indonesia yang belum ada ikatan pernikahan untuk melakukan tindakan hubungan seks pranikah secara bebas. Perayaan Valentine yang sejatinya bukan merupakan budaya dari Indonesia perlahan mengikis moralitas anak muda di Indonesia.

Perayaan Hari Valentine setiap tahunnya membuat anak muda di Indonesia untuk berlomba-lomba menerapkan prinsip kumpul kebo, melepas keperawanan secara missal bahkan mungkin dari hubungan terlarang akibat merayakan valentine bersama pasangan yang belum ada ikatan suami istri bisa terjadi tindakan aborsi. Anak muda Indonesia termakan oleh pemikiran bahwa tidak merayakan valentine dikatakan sebagai anak muda yang kampungan, katrok, dan kurang pergaulan. Ada baiknya anak muda di Indonesia untuk tidak merayakan valentine dan menjauhi perayaan yang lebih banyak mendatangkan sesuatu yang tidak baik. Anak muda di Indonesia baiknya mengisi kegiatan mereka dengan melakukan hal-hal positif untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.

Mengungkapkan kasih sayang bukan dengan merayakan valentine yang notabene dapat merusaka masa depan mereka. Mengungkapkan kasih sayang bisa dengan cara berbagi dengan orang-orang yang kurang beruntung seperti melakukan bakti sosial ke panti asuhan, panti jompo dan pengabdian ke masyarakat. Mengenai mini market yang menjual paket coklat dengan alat kontasepsi sebaiknya pihak-pihak terkait seperti kementrian pedagangan bisa memberikan sanksi tegas dan mencabut izin mini market tersebut. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang masih memegang teguh nilai-nilai keagamaan. Jangan rusak anak muda Indonesia dengan perayaan hari Valentine yang melegalkan pergaulan bebas. Selamatkan anak muda Indonesia dari sekarang. Kalo bukan kita siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline