Lihat ke Halaman Asli

Uniknya Sebuah Revolusi

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun ini (2011), dunia internasional di hebohkan oleh penumbangan kekuasaan rezim otoriter oleh rakyat yang sedang marak di timur tengah.

Di awali oleh jatuhnya rezim otoriter ala ben ali yang telah memimpin tunisia selama 23 tahun, meskipun harus memakan korban cukup banyak.

Setelah tunisia, rakyat mesir pun mencoba mengikuti apa yang terjadi di tunisia dan kali ini korbannya adalah husni mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun. Husni mubarak yang di kenal otoriter dan juga kejam terhadap kaum ikhwan pun tidak berdaya menghadapi revolusi 19 hari yang memakan banyak korban dan juga mengharuskan evakuasi terhadap orang asing yang tinggal di mesir termasuk indonesia.

Suksesnya revolusi pada 2 negara ini pun mengilhami rakyat-rakyat di negara lain yang gerah terhadap pemerintahannya. Angin revolusi pun berhembus ke libya, bahrain dan juga yaman (negara termiskin di arab).

Di bahrain, konflik antara sunni-syiah kembali muncul. Kaum syiah yang selalu tertindas dalam hal politik dan juga ekonomi ini menuntut perubahan dalam tubuh pemerntahan yang minoritas di dminasi oleh kaum sunni yang kini di pegang oleh amir syaikh hamad bin isa al_khalifa menggantikan ayahnya syaikh isa bin salman al_khalifa. Padahal jumlah penduduk syiah di bahrain mencapai 70% dari 600.000 jiwa penduduk.

Masih di daerah afrika lainnya, libya. Libya dengan presidennya muammar abu minyar al_gaddafi yang telah memerintah selama 41 tahun pun kini sedang menghadapi revolusi rezim yang dilakukan oleh rakyatnya. Gaddafi melakukan kudeta terhadap pemerintah libya yang saat itu dipimpin oleh raja idris pada tanggal 1 september 1696.

Media massa pun banyak memberitakan tentang bagaimana kekejaman gaddafi dalam menghadapi pihak oposisi. Akan tetapi mahasiswa indonesia yang menempuh study di libya sendiri membantah dalam sebuah email yang di kirimkan kepada era muslim akan kekejaman seorang gaddafi (eramuslim, jum'at 25,02,2011, "mahasiswa indonesia bantah gaddafi bertindak "kejam""). Bagaimana sebenarnya kita pun tidak tau, yang tau hanyalah mereka yang berada di tempat kejadian.

Dari afrika, angin revolusi pun berhembus ke negara teluk yaman. Rakyat yaman terilhami oleh kesuksesan rakyat tunisia dan mesir dalam menumbangkan rezim otoriter yang puluhan tahun menjajah mereka. Adalah Ali abdullah soleh yang telah memerintah yaman selama 32 tahun. Meskipun ali abdullah soleh telah mengatakan bahwa dia tidak akan mencalonkan sebagai presiden kembali tahun 2013, namun pernyataan itu nampaknya tidak membuat rakyat yaman berhenti untuk melakukan demonstrasi yang telah di mulai sejak 28 januari. Demonstrasi pun bergolak di 3 kota, taiz, sana'a dan di aden yang telah menewaskan belasan orang. Di ibukota sana'a sendiri terdapat 2 titik yang menjadi tempat pihak oposisi dan pihak yang pro abdullah saleh. Pihak oposisi menempati universtas sana'a sedangkan pihak pro menempati tahrir square (persis sperti di mesir) yang berada cukup jauh dari universitas sana'a, sehingga kecil kemungkinan untuk mereka bertemu dan melakukan kericuhan. Mereka sendiri punya tekad ataupun slogan yaitu mudzaharah bi assilmi (demonstrasi dengan damai) dalam artian tanpa senjata, pemukulan dan perkelahian meskipun pada awalnya harus menelan korban. Cukup banyak hal-hal unik yang ada dalam revolusi di yaman ini.

1. Demo dengan berkeliling dairy (jantung kota sana'a) sambil membawa bendera berwarna pink (cewek bangetzz). Mereka mengikuti apa yang di lakukan oleh rakyat tunisia dalam menumbangkan ben ali. Tapi koq pake warna pink ya, siapa yg takut ??

Gak ada warna lain kah ??

2. Suatu fakta bahwa sebagaian besar pihak yang pro terhadap abdullah saleh adalah orang bayaran dalam artian mereka dibayar oleh abdullah saleh untuk mendukungnya. Dalam sehari masing-masing orang di bayar sebesar 3000 Ry (sktar 150000 rupiah) + makan 3x sehari (siang ayam minimal 2 ekor per orang) + daun qot *. Nah, sapa yang tidak tergiur dengan bayaran seperti itu ?? Bila saja makanan itu terlambat dari jam makan yang telah d tentukan, maka teriakan "bangsa ingin engkau turun" pun berkumandang, ibarat kucing yang di beri ikan asin seperti itulah mereka, bila telah dihidangkan makanan maka dengan cepat mereka akan mendukung presiden tersebut. Naudzubillah…

Allah yahdiikum jamiian.

3. Pihak oposisi yang berdemo di depan universitas sana'a, kalo di cermati tidak anggota pemerintahan atau pemerintah sendiri yang tinggal di daerah tersebut, bisa di bilang daerah tempat tinggal pemerintah masih jauh dari universitas sana'a. Beda dengan indonesia ketika menjatuhkan rezim soeharto, para mahasiswa langsung menyerbu gedung DPR dan MPR. Mungkin banyak yang bilang "terserah merekalah mau demo dimana", kita memang tdak melarang namun aktivitas demonstrasi yang mereka lakukan dengan mendrikan kemah (sebagai tempat tinggal) cukup mengganggu. Karena demonstrasi itu sendiri terjadi di dairy (jantung kota sana'a) di mana pusat perbelanjaaan, internet dan juga mat'am berada disana (ya gak semua sih). Mahasiswa indonesia sendiri yang berada di universitas al iman pun hanya bisa melakukan aktivitas seadanya (makan, tdur, ngafal qur'an dll), beruntung bagi yang udah punya istri (pengen juga ni, he...). Mending kalo ada kepastian sampai kapan demonya. (oya, aktivitas perkuliahan pun di liburkan karena mahasiswa yaman juga ikut demo).

4.mungkin yang paling menarik adalah ketika tempat demonstrasi ibarat pasar malam. Yah, mungkin ketika kita mendengar rakyat yaman demonstrasi, maka mungkin yang terbayang di benak kita bagaimana pendemo itu berteriak dengan lantang membacakan seluruh tuntutannya saling lempar dengan aparat keamanan. Tapi di yaman semua itu tidak semuanya benar, kenapa ?? para pendemo mendirikan kemah untuk tempat tinggal mereka, disisi lain mereka menggunakan tempat berdemo mereka sebagai lapangan bola (gak besar-besar sih). Kalau lagi BT (jenuh) mereka menyalakan musik keras-keras (kata mereka sih nasyid), dan juga ajang lomba memakan qot. Ckckckck…

5. dan yang patut di acungi jempol, ternyata tidak hanya kaum pemuda dan orang tua yang berdemo menuntut turunnya ali abdullah saleh, anak kecil dan kaum hawa pun ikut berdemo. Khusus untuk kaum hawa disediakan tempat sendiri untuk mereka.

Jadi mungkin itu gambaran bagaimana revolusi yang terjadi di timur tengah khususnya yaman. Kami pun berdoa agar tidak terjadi apa-apa terhadap WNI yang berada di negara yang sdang terjadi konflik khususnya yaman...

*qot adalah jenis daun yang biasa di konsumsi oleh masyarakat yaman, yang dikunyah setelah itu di simpan dalam pipi mereka sehingga nampak seperti bengkak. Kata mereka sih bisa bikin nge_fly (tapi bukan ganja).

(penulis tdak bermaksud merendahkan ataupun melecehkan suatu oknum ataupun bngsa, penulis hanya berusaha mengungkap fakta sbgaimana yg penulis tau).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline