Lihat ke Halaman Asli

Badut-badut Cantik di Pulau Hantu

Diperbarui: 8 Agustus 2018   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

SETELAH sekitar 90 menit menyusuri jalan trans Barelang (Batam-Rempang-Galang), akhirnya mobil yang kami tumpangi berhenti di sebuah pelabuhan rakyat di Pulau Galang, Batam, Sabtu (28/04/2018). Tanpa istirahat, kami lanjutkan perjalanan dengan pancung, kapal kayu dengan dua mesin tempel di bagian belakang. Pulau Nguan adalah tujuan kami.

Hanya sekitar lima menit mengarungi laut yang tenang, kami sudah merapat di dermaga Pulau Nguan, Kecamatan Galang. Di sini kami singgah di markasnya Galang Bahari, agen tur yang membawa rombongan kami yang berjumlah enam orang.

Di markas Galang Bahari ini, kami juga tak berlama-lama. Hanya sekitar 10 menit. Dalam waktu yang singkat itu, yang kami lakukan adalah ganti baju yang nyaman untuk aktivitas snorkling. Selain itu, kami juga memilih baju pelampung, sepatu karet, masker selam, snorkel, dan fin (sepatu katak) sesuai ukuran masing-masing.

Setelah semua beres, kami kembali naik ke pancung dengan membawa sepatu katak, baju pelampung, sepatu karet, dan tentu saja kamera dan hape. Sementara barang-barang kami lainnya ditinggal di markas Galang Bahari. Tujuan kami berikutnya adalah Pulau Dedap. Salah satu gugusan Pulau Abang, Kecamatan Galang.

Dedi, juru kemudi pancung sekaligus tour guide kami, langsung menggeber mesin pancung berkapasitas 215 PK. Pancung melaju kencang membelah lautan. Meski jarum jam baru menunjukkan pukul 10.00 WIB, namun cuaca pagi itu terasa begitu panas.

Untungnya, pancung yang membawa kami menggunakan penutup. Sehingga panasnya terik matahari tak langsung menerpa kulit.

Sekitar 45 menit berlalu, pancung mulai mengurangi kecepatannya. Di depan mata terlihat jelas sebuah pulau dengan garis pantai yang putih bersih. Pantai berpasir putih itu terlihat di sisi kanan dan kiri pulau. Dan ternyata, Dedi mengarahkan haluan speed-nya ke pantai di sisi kanan pulau.

"Sudah pada bisa memasang masker dan snorkel," tanya Dedi dari buritan pancung.

Di antara kami berenam, sebagian besar kompak menjawab 'belum'. Dedi pun merapatkan pancungnya ke arah bibir pantai lalu membuang jangkar. Posisi pancung masih cukup jauh dari tepi pantai. Sekitar 70 meter dari bibir pantai. Hanya saja, air di lokasi labuh jangkar pancung sangat dangkal. Sehingga terlihat jelas dasar lautnya yang berpasir putih bersih.

Di sini, kami berlatih mengenakan masker dan snorkel yang baik dan benar. Heheh. Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan ke titik snorkling. Masih di area Pulau Dedap.

Ternyata lokasinya tak seberapa jauh. Dalam sekejap, kami sudah tiba di titik snorkling di Pulau Dedap.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline