Program Kampus Mengajar adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dikoordinasi oleh KEMENDIKBUTRISTEK. Program ini bertujuan untuk mempercepat kemajuan pendidikan di Indonesia serta menjadi wadah bagi mahasiswa untuk meningkatkan soft skills dan hard skills mereka. Program ini telah berjalan sejak tahun 2020 dan kini telah mencapai angkatan ke-7, yang berlangsung dari 26 Februari hingga 19 Juni 2024. Dalam pelaksanaannya, Program Kampus Mengajar memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan berkolaborasi dengan guru di sekolah penugasan, menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Mahasiswa dari Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Mataram, yaitu Aditya Maulana mengikuti Program Kampus Mengajar Angkatan 7 dan ditempatkan di SDN 15 Ampenan
Dalam pelaksanaan Program Kampus Mengajar, fokus mahasiswa adalah meningkatkan literasi dan numerasi siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, mahasiswa sebagai mitra guru memerlukan media ajar yang dapat membantu dalam memberikan pembelajaran literasi dan numerasi kepada siswa agar mereka dapat memahami materi dengan baik. Menurut Briggs (1977), media pembelajaran adalah sarana fisik yang digunakan untuk menyampaikan materi pengajaran. Media ini mencakup segala bentuk bahan dan alat yang dapat menyampaikan informasi dari sumber ke penerima, seperti buku, gambar, video, dan alat peraga lainnya. Berikut adalah beberapa media pembelajaran numerasi yang telah dirancang dan diimplementasikan oleh mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 7 di SDN 15 Ampenan.
1. Media pembelajaran Mading literasi
Mading literasi di SDN 15 Ampenan berperan penting dalam meningkatkan budaya membaca dan menulis di kalangan siswa. Melalui mading literasi, siswa dapat mengembangkan keterampilan literasi mereka, berbagi cerita, puisi, dan artikel yang mereka tulis sendiri. Mading ini juga menjadi sarana bagi guru untuk memberikan informasi penting dan memotivasi siswa agar lebih giat dalam belajar. Salah satu tema yang sering diangkat dalam mading literasi adalah tentangpemanfaatan pekarangan sekolah dan bullying. Dengan adanya mading literasi, SDN 15 Ampenan berharap dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inspiratif dan mendukung perkembangan literasi siswa.
Bullying di sekolah merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus. Mengatasi bullying membutuhkan kerjasama seluruh warga sekolah, termasuk guru, siswa, dan orang tua. Salah satu cara efektif adalah dengan menciptakan lingkungan sekolah yang positif dan mendukung, serta memberikan edukasi tentang dampak negatif bullying dan cara menghadapinya. Selain itu, pemanfaatan pekarangan sekolah dapat menjadi salah satu langkah dalam menciptakan lingkungan yang lebih positif dan bermanfaat. Pekarangan sekolah yang dimanfaatkan dengan baik dapat menjadi ruang hijau yang tidak hanya indah dipandang tetapi juga memberikan manfaat edukatif dan kesehatan bagi siswa. Dengan mengatasi bullying dan memanfaatkan pekarangan sekolah secara optimal, diharapkan tercipta lingkungan sekolah yang lebih sehat, positif, dan mendukung perkembangan holistik siswa.
2. Game literasi Belajar membaca
Game literasi di SDN 15 Ampenan berperan penting dalam meningkatkan budaya membaca dan menulis di kalangan siswa. Melalui game literasi, siswa dapat mengembangkan keterampilan literasi mereka dengan cara yang interaktif dan menyenangkan. Game ini dirancang untuk membantu siswa memahami berbagai konsep bahasa, meningkatkan kosakata, serta mengasah kemampuan membaca dan menulis. Salah satu bentuk game literasi yang sering dimainkan adalah permainan kata dan menulis cerita pendek. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan literasi siswa, tetapi juga membangun kerja sama dan kompetisi sehat di antara mereka.