Beranjak dari rumah, untuk Langkah mengisi tahun 2024. KKN sebagai pemicu yang membuatnya berbeda dari perjalanan tahun sebelumnya. Karena Pendidikan sebagian dunia terjejaki. Nagari tambangan adalah tempat KKN kami ditentukan oleh pihak kampus dengan membawa program kerja dari kampus dan ditambah dengan proker dari kelompok KKN kami. Dengan membawa nama kampus dan menjalankan Tridarma mahasiswa salah satunya adalah pegabdian kepada masyarakat, mengharuskan kami siap terjun langsung kelapangan. Dari kota ke pendesaan sungguh suasananya berbeda dimana kebisingan-kebisingan berkurang, pemandangan sawah dengan hirilisasinya yang tertata dan tanaman hijau masih berteguh liar dan Nampak petani sibuk mengolah hasil buminya dan modernisasi pertanian. Disepanjangan perjalanan saya menyaksikan tebaran pemandangan yang menakjubkan hingga sampai ke lokasi KKN yang kami tuju.
Dihari pertama saya dan teman-teman melakukan evaluasi mengenai program kerja yang akan dilaksanakan besok serta pengenalan lingkungan dan masyarakat. Dihari pertama itu juga dilakukannya penyambutan anak KKN bersama kepala daerah dan masyarakat setempat.
Dimalam hari suasananya sangat tenang, suhunya yang dingin, suara jangkrik dan katak berpadu suara dan binar-binar lampu yang bercahaya seadanya. Di belakang posko, berkarangan sawah dengan pengairannya langsung dari pegunungan, didepannya terdapat kolam dan masjid. Suasana seperti ini mengingatkan saya akan kampung alamat di Mentawai. Sejenak merenungi semuanya dan berkata dalam hati : "thanks God."
Masyarakat dan pemuda sangat bisa diajak bekerja sama untuk melaksanakan proker yang kami bawa yang sendirinya untuk kepentingan setempat. Adapun proker yang kami bawa dari kampus ialah stunting, digitalisasi dan pemberdayaan masyarakat seperti UMKM. untuk program digitalisasi kami sosialisasinya ke sekolah tingkat SD. Di SD kami disambut baik oleh instansinya dan menerima proker yang kami sampaikan Adapun itu ialah pengembangan bakat dan minat, bahaya gadget dan sedikitnya ada membantu proses belajar mengajar. Aku merasa kagum dengan anak didiknya karena mental dan pengetahuannya sudah standar rata-rata dan mereka sangat mudah untuk dilatih. Untuk bakat dan minatnya yang menonjol ialah tari, tahfiz dan silat. Untuk proker stunting kami melakukan sosialisasinya ke posyandu atau kepuskesmas, menjelaskan apa, bagaimana dan apa solusi mengenai stunting. Ibu-ibu disana sangat antusias menyambut sosialisasi yang kami sampaikan, diiringi dengan canda tawa dan bayi-bayi menggemeskan itulah yang membuat suasana makin harmonis dan kami makin percaya diri untuk menggiatkan sosialisasinya.
Di nagari tambangan ini, yang paling menarik menurutku adalah proses penanaman padinya mungkin karna ketertarikan saya dibidang petanian atau bisa jadi karena saya dari keluarga petani gak tahu hehehe. dimulai dari persiapan media tanam yang dilakukan secara pertahap misalnya setiap lahan 2 hektare ditanami padi dengan jangka waktu yang berbeda, selisihnya adalah 1 bulan alasannya adalah supaya proses pemanenan terus ada setiap bulannya. selanjutnya adalah pemilihan bibit yang bagus dan unggul dan pengerjaan tanahnya yang sudah memakai alat yang modern seperti mesin traktor. Dan terakhir adalah musim panen. pemanenan dilakukan secara bersama oleh warga. Musim panen adalah salah satu indikasi yang melahirkan ide kebudayaan dan diturunkan secara turun temurun sampai sekarang salah satunya adalah tari panen. Nagari tambangan juga merupakan salah satu nagari yang tidak memiliki rumah adat (Rumah Gadang) di tanah minangkabau sendiri dan mayoritas penduduknya adalah para pendatang atau penghuni baru. kawasannya yang dikelilingi dengan banyak pengunungan yang cukup tinggi termasuk gunung marapi membuat daerah disana memberikan udara yang sejuk dan dingin. tetapi keberadaan gunung marapi membuat warga tetap waspada sewaktu waktu mengalami erupsi. Dibalik semua itu gunung marapi selalu menunjukan keindahannya apalagi di pagi hari dengan awan yang melingkarinya. Dan warganya sendiri dikenal ramah, budayanya masih kental dan religius. Banyak warga berbagi makan kepada kami anak KKN dan kerap kali mengundang kami disetiap kali ada acara baik adat ataupun pernikahan. dengan terjalinnya hubungan dekat seperti itu membuat kami sulit meninggalkan tempat dan masyarakat disini.
lepas dari semua program kerja yang dilaksanakan, bercanda bersama teman-teman adalah keharusan yang tidak boleh dilewatkan setiap hari. bercerita tentang mereka seperti bercerita tentang saudara kandung, 1 bulan mengenal karakter dan latar belakang mereka masing-masing, awalnya tidak merasa cocok lambat laun semakin banyak kesamaan. Banyak momen yang indah tercipta bersama dengan mereka baik sedang makan, lagi tidur, menjalankan program kerja dan sebagainya. kami bertekad sebagai mahasiswa siap membawa pembaharuan kepada masyarakat akan kesadaran lingkungan bersih. Dengan inisiatif kami sendiri kami melakukan pembersihan lingkungan seperti : mesjid, tempat pemandian umum dan pemungutan sampah dipinggir jalan.
Dan tibalah waktunya kisah awal segera mengakhiri endingnya dengan sebuah tindakan "perpisahan"
Di malam hari setelah sholat isya saya dan teman-teman melakukan evaluasi terakhir untuk keberangkatan besok dengan tema kesan dan saran atau unek-uneknya selama KKN. percakapanpun di mulai.
"barangkali ada kawan-kawan yang punya saran atau kesan atau unek-unek yang akan disampaikan kepada kita semua, dipersilahkan." Isal membuka suasana itu selaku ketua KKN.
: "Baik dari saya, KKN ini aku mulai dengan overthingking atau merasa asing. Aku pikir tidak ada diantara kalian yang menyukaiku karena aku bukan seseorang yang baik. Tapi semuanya dengan tangan yang lebar menerimaku. Disini aku mendapatkan cinta, perhatian, kasih sayang yang ingin kudapat dari orang-orang yang aku harapkan. Di saat aku merasa tidak ada yang menerimaku, kalian yang memelukku dan meyakinkanku bahwa yang aku pikirkan itu tidak benar. Untuk pertama kalinya aku mendapat pujian yang bahkan hingga sekarang aku masih berpikir bagaimana bisa mereka berpikir sepositif itu kepadaku ?" Kata Desi sambil menahan air mata, Nides (Uni Desi) adalah nama samaran Desi hehehe.
"Disini aku menemukan keluarga baru yang bahkan tak pernah sekalipun aku bayangkan. Aku mendapatkan saudara laki-laki yang protektif, posesif tapi kadang kurang ajar juga sih ke saudara perempuannya (hehehe). Aku juga dapat saudara perempuan yang berbagai macam kelakuan yang mungkin akan membuat pusing kepala. Semuanya punya sifat dan sikap yang berbeda mulai dari yang kalem, tenang, pemarah, manja, kurang ajar dikit sampe saudara gila yang kayaknya ngga bisa dibantu lagi, tapi terimakasih untuk kalian saudara/i ku." Fathimah dengan samaran imeh mengeluarkan suasana hatinya yang juga tak bisa membendung air mata.